Kamis, 04 Mei 2017

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI IMUNISASI PADA ANAK. “J” USIA 10 BULAN DENGAN IMUNISASI PENTABIO

A.    PENGERTIAN
Imunisasi pada dasarnya merupakan upaya memberikan kekebalan aktif kepada seseorang dengan cara memberikan vaksin. Dengan Imunisasi, seseorang akan memiliki kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sebaliknya, jika tidak diimunisasi, seseorang akan mudah terkena penyakit tersebut.
Beberapa dasar hukum yang digunakan pada pelaksanaan program imunisasi tersebut antara lain:
1.         Permenkes No. 42 tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi
2.         Kepmenkes No. 1626/Menkes/SK/XII/2005 Tentang Pedoman Pemantauan Dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
3.         Kepmenkes RI, No. 428/MENKES/ SK/ IV/ 2010 tentang Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional UCI 2010 -2014

       Sejarah perkembangan imunisasi di Indonesia terlihat pada tabel di bawah ini:
Tahun
Perkembangan Imunisasi
1956
Imunisasi Cacar
1973
Imunisasi BCG
1974
Imunisasi TT pada ibu hamil
1976
Imunisasi DPT pada bayi
1977
Imunisasi dijadikan upaya global oleh WHO (EPI = Expanded Program on Immunization)
1980
Imunisasi Polio
1982
Imunisasi Campak
1990
Indonesia mencapai UCI Nasional
1997
Imunisasi Hepatitis B
2004
Introduksi DPT-HB
2013
Introduksi vaksin DPT/HB/HiB
2014
 Vaksin pentavalen DPT-HB-Hib Pentabio

Vaksin pentavalen merupakan gabungan dari 5 jenis vaksin dalam satu sediaan. Kelima vaksin tersebut meliputi :
1.      Difteri –> Kuman yang menyebabkan penyakit difteri, menyerang salura pernapasan, menimbulkan lapisan putih di tenggorokan dengan efek dapat menyumbat saluran nafas, dan toksinnya dapat mengganggu kerja jantung.
2.      Pertusis –> kuman penyebab penyakit batuk rejan atau batuk 100 hari dengan ciri khas batuk beruntun
3.      Tetanus –> kuman penyebab penyakit tetanus, yaitu kekakuan seluruh tubuh termasuk otot pernapasan sehingga menyebabka kematian akibat gagal nafas
4.      Hepatitis B –> virus penyabab peradangan pada hati dimana keadaan kronis dapat menyebabkan kerusakan hati (sirosis hepatis) dan kanker hati (hepatoma)
5.      Haemophilus influenza tipe B –> kuman penyebab radang paru-paru (pneumonia) dan radang otak (meningitis) terbanyak pada anak-anak

Vaksin pentavalen tergolong program imunisasi dasar pemerintah dimana wajib diberikan kepada semua bayi di Indonesia seuai usia. Vaksin disediakan oleh pemerintah dan diberikan melalui puskesmas, posyandu, dokter praktek, bidan dan sarana kesehatan lainnya. Selain pentavalen, imunisasi dasar yang lain meliputi BCG, polio dan campak.

Sejarah imunisasi di Indonesia diawali pada tahun 1956 dengan dimulainya imunisasi cacar (beda dengan cacar air red) dimana hasil mengeradikasi penyakit tersebut. Dilanjutkan dengan imunisasi BCG mulai tahun 1973 dan DPT mulai tahun 1976. Imunisasi polio mulai tahun 1981 dan campak 1982. Vaksin kombo (DPT-HB) mulai digunakan tahun 2006 dan dilanjutkan dengan pentavalen 2014. Jadi vaksin pentavalen kedudukannya menggantikan vaksin 1981 dan campak 1982 . vaksin kombo (DPT-HB) mulai digunakan tahun 2006 dan dilanjtkan dengan pentavalen tahun 2014. Jadi vaksin pentavalen kedudukannya menggantikan vaksin sekarang tidak ada lagi.

WAKTU PEMBERIAN
Vaksin pentavalen hanya diberikan pada bayi yang belum pernah mendapat vaksin kombo. Apabila sudah mendapatkan imunisasi kombo dosis pertama atau kedua, tetap dilanjutkan dengan pemberian vaksin kombo sampai dosis ketiga. Bagi bayi dibawah 3 tahun yang belum mendapat vaksin kombo 3 dosis, dapat diberikan vaksin pentavalen pada usia 18 bulan dan imunisasi lanjutan diberikan minimal 12 bulan dari vaksin pentavalen dosis ketiga.
Pemberian vaksin pentavalen sama dengan vaksin kombo yaitu pada umur bayi 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan untuk imunisasi dasar. Untuk imunisasi lanjutan vaksin pentavalen diberikan pada umur anak paling cepat 18 bulan sampai 3 tahun. Jadi total vaksin pentavalen diberikan sebanyak 4 kali dimana pemberian 1-3 di vastus lateralis (sisi luar paha) kiri-kanan-kiri secara IM. Pemberian ke-4 diberikan di deltoid (lengan kanan atas) secara IM.
·         Pentavalen TIDAK BOLEH digunakan pada bayi yang baru lahir.
·         Pemberian pentavalen merupakan bagian dari imunisasi dasar pada bayi. Diberikan pada bayi usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan pada anak usia 1,5 tahun
·         Vaksin ini aman dan efektif diberikan bersamaan dengan vaksin BCG, campak, polio (OPV atau IPV) dan suplemen vitamin A.
·         Jika vaksin ini diberikan bersamaan  dengan vaksin lain, harus disuntikkan pada lokasi yang berlainan.
Di negara-negara dimana pertusis menjadi bahaya tertentu pada bayi, vaksin ini harus dimulai secepat mungkin dengan dosis pertama pada usia 6 minggu, dan dua dosis berikutnya diberikan dengan jarak waktu 4 minggu.
Vaksin ini aman dan efektif diberikan bersamaan dengan vaksin BCG, campak, polio (OPV atau IPV),yellow fever dan suplemen vitamin A. Jika vaksin ini diberikan bersamaan dengan vaksin lain, harus disuntikkan pada lokasi yang berlainan. Vaksin ini tidak boleh dicampur dalam satu vial atausyringe dengan vaksin lain.
Sasaran imunisasi untuk anak dikategorikan menjadi 2, yaitu untuk bayi dan batita. Untuk bayi, imunisasi yang diberikan merupakan imunisasi dasar yang terdiri atas Hepatitis, BCG, Polio 1-4, Pentavalen (DPT-BH-Hib), dan campak. Pembagiannya sesuai dengan usia bayi dibagi menjadi sebagai berikut
Sasaran dan Jadwal Pemberian
Sasaran
·                     Imunisasi dasar           : Bayi
·                     Imunisasi lanjutan       : Batita
http://tips-cara.info/wp-content/uploads/2014/04/jadwal-imunisasi-bayi-anak2b.jpg
·      Imunisasi DPT: Memberikan kekebalan bagi bayi terhadapat penyakit Dipteri, Pertusis (batuk rejan) dan tetanus.
·      Imunisasi Hib: Mencegah bayi terkena infeksi Haemophils influenza tipe b yang dapat menyebabkan penyakit meningitis, infeksi tenggorokan dan pnemonia. Imunisasi Hib ini sangat mahal, maka belum di wajibkan.
Sedangkan untuk batita, imunisasi yang diberikan merupakan imunisasi lanjutan. Imunisasi lanjutan ini tak kalah pentingnya untuk pencegahan penyakit pada anak. Untuk imunisasi lanjutan, anak akan diberikan DPT-HB-Hib dan campak. Pembagian imunisasi lanjutan untuk usia batita dibagi menjadi sebagai berikut:
- Batita berusia 18 bulan (1,5 tahun) diberikan imunisasi DPT-HB-Hib (minimum berjarak 12 bulan dari DPT-HB-Hib dosis terakhir)
- Batita berusia 24 bulan (2 tahun) diberikan imunisasi campak (minimum berjarak 6 bulan dari campak dosis pertama)

CARA PENYIMPANAN
Vaksin pentavalen disimpan di lemari es bersuhu 2-8 derajat C da proses transportasi menggunakan cooling pack (ingat cooling pack berisi air dingin, bukan berisi es). Vaksin tahan disimpan sampai tanggal kadaluarsanya atau sepanjang indikator suhu pada vial (tanda kotak dikelilingi bulatan) warnanya masih aman (warna kotak tidak sama atau lebih tua dari warna bulatan). Jika sudah dibuka sebaiknya digunakan dalam waktu 2 minggu.

KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi pemberian vaksin pentavalen meliputi adanya alergi atau hipersensitifitas terhadap komponen vaksin (termasuk pengawetnya thimerosal), dan kejang atau kelainan saraf serius lainnya (kontraindikasi terhadap komponen pertusis).
EFEK SAMPING
Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang dapat terjadi meliputi reaksi lokal seperti bengkak, nyeri, kemerahan, dan demam.
PENTAVALEN AMAN
Vaksin pentavalen aman. Sebelum diberikan pada manusia, setiap jenis vaksin sudah dipastikan keamanannya melalui proses pemeriksaan oleh Badab POM dan lembaga internasional. Demam setelah imunisasi merupakan reaksi normal yang dapat diatasi dengan obat penurun panas.

KOMPOSISI
Tiap dosis (0,5 mL) mengandung
Zat aktif
Toksoid Difteri murni                         20 Lf (k. 30 IU)
Toksoid Tetanus murni                       5   Lf 60 IU)
B. pertussis inaktif                               12 OU (k 4 IU)
HbsAg                                                 10 mcg
Konjugat Hib                                      10 mcg
Zat tambahan
sebagai aluminium fosfat                    0,33 mg
Thimerosal                                           0,025 mg


FORMAT ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI IMUNISASI
PADA ANAK. “J” USIA 10 BULAN DENGAN IMUNISASI PENTABIO


I.          PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Sabtu/07-05-2016                                                 Pukul : 13.30 WIB
SUBJECTIVE DATA
1.      Identitas
Bayi
Nama
                                       : An. “J”
Tanggal
Lahir                          : 18-06-2015
Jenis Kelamin
                          : Laki-laki
Orang Tua
Ayah
Ibu
Nama Umur
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Tn.”S” (24)
Indonesia
Islam
SMA
Swasta
Pandaan
Ny.”H” (21)
Indonesia
Islam
SMA
Swasta
Pandaan













2. Keluhan Utama            : Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan anaknya.

3. Riwayat Prenatal
a.    Kehamilan ke                 : 1
b.    Tempat ANC                 : BPM
c.    Imunisasi TT                  : TT5
d.   Obat-Obatan yang pernah diminum selama hamil         : Fe, Kalk, B.com, B6
e.    Penerimaan Ibu/Keluarga Terhadap kehamilan : Sangat senang
f.     Masalah yang pernah dialami ibu saat hamil                 : Mual Muntah
4. Riwayat IntraNatal
a.      Persalinan ke                                          : 1
b.      Tempat dan penolong persalinan           : Rumah Sakit (Bidan)
c.      Masalah saat persalinan                          : Tidak Ada
d.     Cara Persalinan                                      : Spontan B
e.      Lama persalinan                                     : 8 Jam
Kala 1    : ± 7 jam
Kala II
   : ± 1 jam

5.            Keadaan bayi saat lahir
Segera menangis/tidak                       : Segera menangis
BB lahir/PB Lahir                              : BB 
3000 Gram/ 50 Cm
6.            Riwayat Kesehatan
Bayi              :
Ibu mengatakan bayinya tidak pernah sakit parah sejak lahir sampai   sekarang
Keluarga       : keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular (TBC,HIV/AIDS, Hepatitis), Penyakit menurun (Asma, DM, Hipertensi), dan Penyakit menahun (Jantung).



7.                  Riwayat Imunisasi menurut IDAI 2011
Jenis Imunisasi
Umur Diberikan
BCG + Polio
Pentabio + Polio
Campak
3 hari
2 bulan
4 bulan
9 bulan
g.      Data Kebutuhan Biologis
a.       Kebutuhan Nutrisi
Jenis Makanan dan Minuman
      : Asi/ susu formula
Frekuensi
                                      : sebanyak mungkin, 2 jam sekali
Banyaknya
                                   : sebanyak mungkin, setiap menangis
b.      Kebutuhan Eliminasi
BAB
Frekuensi      : 1x/sehari
Warna           :
kuning
Konsistensi   :
lembek
Masalah        :
tidak ada
BAK
Frekuensi      : ± 4-5x/sehari
Warna           :
kuning jernih
Masalah        :
tidak ada
c.       Kebutuhan Personal Hygiene
Frekuensi Mandi
                                      : 2x/sehari
Frekuensi Ganti pakaian
                          : 2x/sehari
Penggunaan popok anti tembus
               : iya
h.      Data Psikososial dan Spiritual Orang Tua/Keluarga
a.  Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi   :sangat senang
b.  Tanggapan keluarga terhadap keadaan bayi    :
sangat senang
c.  Pengambil keputusan dalam keluarga              :
suami/ ayah
d.  Pengetahuan keluarga tentang perawatan bayi :
sudah bepengalaman
10. Kebiasaan atau ritual dalam keluarga berkaitan dengan kelahiran dan perawatan bayi
     Cuplak puser

B.     OBJECTIVE  DATA
  1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum       : cukup
b. Kesadaran
               : compos mentis
c. Tanda Vital
              : N: 100x/menit, S : 36,7, RR : 30x/menit
2.      Pemeriksaan Antropometri
a.    BB                   : 6700         Gram
b.    PB                   : 67              Cm
c.    Lingkar kepala: 34              Cm
d.   Lingkar dada   : 35             Cm
e.    LILA               : 11             Cm
3.      Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
a.    Kepala             : Rambut bersih , warna hitam , tidak ada benjolan abnormal
b.    Muka               : tidak ikterus, wajah tidak pucat, wajah tidak scyanosis
c.    Mata                : simetris, sklera ikterus, konjungtiva merah muda, tidak ada strabismus
d.   Telinga            : simetris, bersih, tidak ada serumen.
e.    Hidung            : simetris, tidak ada atresia koana, ada pernafasan cuping hidung
f.     Mulut              : mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis
g.     Leher               : tidak ada benjolan
h.    Dada/mamae   : simetris,tidak retaksi dada.
i.      Perut                :tidak ada pembesaran abnormal
j.      Ektremitas Atas      : pergerakan aktif +, jari-jari lengkap, tidak ada kelainan.
Ektremitas Bawah  : pergerakan aktif +, jari-jari lengkap, tidak ada kelainan.
k.    Genetalia                : tidak ada kelainan, anus +
Palpasi
a.    Leher                      : tidak ada pembesaran vena jugularis, limfe dan kelenjar tyroid
b.   Perut                       : tidak ada kembung, tidak ada nyeri tekan
Perkusi
a.    Perut                       : tidak kembung
Auskultasi
a.    Dada                       : tidak ada wheezing dan ronchi
b.   Perut                       : bising usus normal (3-5x/menit)

4.      Pemeriksaan Repkeks Primitif
a.    Repleks Moro                     : +
b.    Repleks Rooting                 : +
c.    Repleks Mengenggam        : +
d.   Repleks Sucking                 : +
e.    Repleks Tonick Neck         : +
Pemeriksaan Penunjang
a.       Laboratorium          : tidak dikaji
b.      Rontgen                  : tidak dikaji
c.       CT Scan                  : tidak dikaji
d.      USG                       : tidak dikaji







II.    INTERPRETASI DATA
DATA DASAR
DX,MASALAH, KEBUTUHAN SEGERA
DS  : Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan anaknya.

DO :
K/U : Cukup

Kesadaran: Compos   Mentis
TTV : N    : 100x/menit
S     : 36,5
RR  : 30x/menit
BB  : 6700 gram
PB  : 67 cm
LK  : 34 cm
LD  : 35 cm
Lila : 11 cm


 DX : An. “J” usia 10 bulan dengan imunisasi pentabio

III.     DIAGNOSA POTENSIAL




IV.     TINDAKAN SEGERA



 
V.     PERENCANAAN
Tanggal : 07-05-2016                                            Jam :13.30 WIB
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ± 15 menit diharapkan bayi mendapatkan imunisasi pentabio

Kriteria Hasil :K/U : Baik, Kesadaran : Compos Mentis, TTV dalam batas normal
   N      : 60-100x/menit
                                           RR   : 30-40x/Menit
                                           S      : 36,5-37,5

Rencana Asuhan dan Rasional :

1.Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga
   R/ Agar keluarga lebih kooperatif
2.Lakukan pemeriksaan pada pasien           
   R/ mengetahui keadaan pasien
3.Jelaskan fungsi faksin pentabio
   R/ untuk terhindar dari penyakit : dipteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan meringitis
4.Jelaskan tentang efek samping imunisasi pentabio
   R/ ibu tenang dengan keadaannya
5.Siapkan alat dan vaksin
   R/ imunisasi berjalan lancar

6.Lakukan penyuntikan pentabio
   R/ menyuntikan pentabio di 1/3 paha atas secara IM
7.Kolaborasi dengan dokter Sp.A
   R/ memberikan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan pasien
8.Dokumentasi hasil tindakan
   R/ sebagai bukti telah dilakukan tindakan
9.Anjurkan kembali untuk imunisasi selanjutnya atau jika ada keluhan.
   R/mendapatkan imunisasi selanjutnya




  VI.     PELAKSANAAN
     Tanggal : 07-05-2016                        Jam : 13.40         WIB

1.    Melakukan bina hubungan saling percaya antara keluarga pasien dan petugas kesehatan agar kooperatif.
2.    Melakukan pemeriksaan pada pasien :
K/U : Cukup

Kesadaran: Compos   Mentis
TTV : N    : 100x/menit, S     : 36,5, RR  : 30x/menit
 BB  : 6700 gram, PB  : 67 cm, LK  : 34 cmLD  : 35 cm ,Lila : 11 cm
3.    Menjelaskan fungsi vaksin pentabio untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan meringitis
4.    Menjelaskan tentang efek samping imunisassi pentabio yaitu suhu anak naik (demam)
5.    Menyiapkan alat dan vaksin pentabio yaitu vaksin di dalam lemari es, buka kemasan, spuit 3cc ambil vaksin 0,5ml , kapas alcohol, bengkok, hepavik
6.    Melakukan penyuntikan pentabio di 1/3 paha atas bagian luar secara IM
7.    Melakukan kolaborasi dengan dokter SpA untuk pemberian terapi obat paracetamol penurun deman/ panas pada anak yaitu 3x1
8.    Melakukan pendokumentasian hasil tindakan sebagai bukti telah dilakukan tindakan.
9.    Menganjurkan kembali untuk mendapatkan imunisasi selanjutnya.

 VII.     EVALUASI
    Tanggal:07-05- 2016                                                             Jam:    13.45   WIB

   S: Ibu mengatakan sudah lega anaknya telah mendapatkan imunisasi pentabio
           O: K/U : baik , Keasadaran : Compos mentis
                  TTV : N    : 100x/menit, S     : 36,5, RR  : 30x/menit
                  BB  : 6700 gram, PB  : 67 cm, LK  : 34 cm, LD  : 35 cm, Lila : 11 cm
   A: An. “J” usia 10 bulan dengan imunisasi pentabio

   P: - Anjurkan ibu meminumkan obat penurun panas
-    Anjurkan ibu kembali lagi untuk mendapatkan imunisasi selanjutnya atau jika ada keluhan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY ”K” USIA 18 TAHUN G1 P0000 Ab000 UK 14-15 MINGGU DENGAN KEHAMILAN FISIOLOGIS DI PUSKESMAS PURWOSARI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY ”K” USIA 18 TAHUN G1 P0000 Ab000 UK 14-15 MINGGU DENGAN KEHAMILAN FISIOLOGIS DI PUSKESMAS PURWOSA...