Selasa, 04 April 2017

“Gambaran Pengetahuan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium yaitu masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai 6 minggu berikutnya disertai pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Taufan Nugroho,2014)
Di negara Indonesia masih banyak ibu nifas yang tidak mendapat vitamin A, karena salah satu  penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan ibu nifas tentang vitamin A pada ibu nifas. Padahal pemberian vitamin A pada ibu nifas sangat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas vitamin A pada bayi. Dalam masa nifas diperlukan suatu asuhan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis serta memberikan pendidikan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya dan perawatan bayi sehat (DepKes RI, 2007).
Vitamin A merupakan zat gizi yang penting (esensial) bagi manusia, karena zat gizi ini tidak dapat memperoleh vitamin A melalui bahan makanan seperti bayam, daun singkong, pepaya matang, kuning telur dan juga ASI. Pada asuhan masa nifas yang berhubungan dengan nutrisi, ibu nifas mempunyai kebutuhan dasar yaitu minum vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui  ASI (DepKes RI, 2007).
Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kematian dan angka kesakitan, karena vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare dan ISPA. Vitamin A juga bermanfaat untuk kesehatan mata dan membantu proses pertumbuhan. Oleh karena itu vitamin A sangat penting untuk kesehatan dan kelangsungan hidup (DepKes RI, UNICEF, HKI, 2005).



Ibu dan bayi yang disusuinya akan mendapat manfaat dari pemberian satu kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 iu) yang diberikan paling lambat 60 hari (8 minggu/ 2 bulan) setelah melahirkan. Berbagai studi menunjukkan bahwa, pemberian vitamin A dosis tinggi seperti yang direkomendasikan, dirasakan kurang memadai. Pada bulan Desember 2007, The International Consulative Group (IVCG) mengeluarkan bahwa seluruh ibu nifas seharusnya menerima 400.000 atau dua kapsul dosis tinggi @200.000 iu. Pemberian kapsul pertama dilakukan segera setelah melahirkan, dan kapsul kedua diberikan sedikitnya satu hari setelah pemberian kapsul pertama dan tidak lebih dari 6 minggu kemudian.
Berdasarkan data di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus tentang “Gambaran Pengetahuan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas di BPM Ny. H” Desa Rejoso Kidul Kabupaten Pasuruan.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti membuat perumusan masalah sebagai berikut “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Pemberian Vitamin A Pada Masa Nifas di BPM Ny “H” desa Rejoso Kidul?

1.3    Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pengetahuan ibu nifas tentang pemberian vitamin A pada masa nifas.

1.4    Manfaat Penelitian
1.4.1     Teoritis
1.       Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan wawasan, gambaran baru, serta pengalaman melakukan suatu penelitian terutama mengenai gambaran pemberian vitamin A pada ibu nifas.

2.      Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi pendidikan. Juga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2     Praktis
                                    1.      Bagi Profesi Kebidanan
Di harapkan penelitian ini akan menambah informasi baru bagi ilmu kebidanan, khususnya berkaitan dengan pemberian vitamin A pada ibu nifas.

                                    2.      Bagi Responden
Dapat di jadikan masukan bagi responden tentang gambaran pemberian vitamin A pada ibu nifas.

                                    3.      Bagi Lahan Praktek
Dapat dijadikan referensi baru mengenai gambaran pemberian vitamin A pada ibu nifas.

                                    4.      Bagi Masyarakat
Dapat dijadikan pedoman dan motivasi bagi masyarakat untuk mendukung pemberian vitamin A pada ibu nifas.
                                 








BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1    Pengertian Nifas
Masa nifas disebut juga masa post partum atau peurperium adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertaidengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni,dkk,2009).
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu.Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal.Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu (Taufan Nugroho,dkk,2014).

2.1.2        Peran dan Tanggung jawab Bidan dalam Masa Nifas
1.         Memberikan dukungan secara berkesinambungan selam a masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untukn mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2.         Sebagai promoter hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3.         Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dan meningkatkan rasa nyaman.
4.         Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5.         Mendeteksi komplikasi  dan perlunya rujukan.
6.         Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik , serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7.         Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnose, dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
8.         Memberikan asuhan secara professional.

2.1.3    Tahapan Masa Nifas
Adapun tahapan-tahapan masa nifas (post partum/puerperium) :
                                    1.         Puerperium dini : Masa kepulihan, yakni saat-saat ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan.
                                    2.         Puerperium intermedial : Masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu.
                                    3.         Remot puerperium : Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.

2.1.4    Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
1.  Gizi
a.       Makan dengan diit berimbang, cukup karbohidrat, protein,lemak, vitamin dan mineral



b.      Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/hari pada 6 bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori dan tahun kedua 400 kalori. Asupan cairan 3 liter/hari, 2 liter dari  air minum, 1 liter dari kuah sayur, buah dan makanan yang lain. Mengkonsumsi zat besi 1 tablet tiap hari selama 40 hari.
c.       Mengkonsumsi vitamin A 200.000 IU. Pemberian vitamin A dalam bentuk suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kelangsungan hidup anak. Pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi bergantung pada vitamin A yang terkandung dalam ASI.
2.  Kebersihan Diri
a.       Menjaga kebersihan seluruh tubuh
b.      Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air
c.       Mengganti pembalut setiap kali mandi, BAK/BAB, paling tidak dalam waktu 3-4 jam supaya ganti pembalut.
d.      Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum menyentuh daerah kelamin
3.  Istirahat dan Tidur
a.       Istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan
b.      Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur
c.       Mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam, dan malam 7-8 jam
Kekurangan istirahat pada ibu nifas seperti kelelahan fisik karena mengasuh bayi, menyusui, menimang sepanjang hari sangatlah menguras tenaga, dari hal demikian dapat menyebabkan lambatnya proses involusi yang akhirnya bisa menyebabkan perdarahan bahkan depresi dan juga dapat mengurangi jumlah ASI.

                                    4.      Senam Nifas
 Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama, dan otot dasar panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini (bangun dan bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim untuk kembali kebentuk semula.
5.   Hubungan Seks dan Keluarga Berencana
1.        Hubungan Seksual
Aman setelah darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri
2.        Keluarga Berencana
a.          Idealnya setelah melahirkan boleh hamil lagi setelah dua tahun
b.         Pada dasarnya ibu tidak mengalami ovulasi setelah menyusui eksklusif atau penuh penuh enam dan ibu belum mendapatkan haid(metode amenorhea laktasi).
c.          Meskipun setiap metode kontrasepsi beresiko, tetapi menggunakan kontrasepsi jauh lebih aman.
d.         Jelaskan pada ibu berbagai macam metode kontrasepsi yang diperbolehkan selama menyusui, yang meliputi:
a)            Cara penggunaan
b)            Efek samping
c)            Kelebihan dan kekurangan
d)           Efektifitas
e)            Indikasi dan kontraindikasi
e.          Metode hormonal, khususnya kombinasi oral bukanlah pilihan pertama bagi ibu menyusui. Oleh karena itu janganlah menganjurkannya kurang dari 6 minggu pascapersalinan. Umumnya bagi ibu menyusui tidak perlu melakukan sampai saat itu , karena dapat mempersingkat lamanya pemberian ASI, akibatnya hormon steroid dalam  jumlah kecil di temukan dalam ASI.
6.   Eliminasi
A.          Buang Air Kecil
a.       Dalam enam jam ibu nifas harus bisa buang air kecil.
b.      Urine dalam jumlah yang banyak akan diproduksi dalam waktu 12-36 jam setelah melahirkan.
c.       Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam waktu 6 minggu. Selama 48 jam pertama nifas , terjadi kenaikan diueris sebagai berikut:
a)            Pengurasan volume darah ibu.
b)            Autolisi serabut otot uterus.

B.           Buang Air Besar
a.       BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari , karena edema persalinan,diit cairan , obat-obatan analgesik, dan perinium yang sangat sakit.
b.      Bila lebih dari tiga hari belum BAB bisa diberikan obat laksantia.
c.       Ambulasi secara dini dan teratur akan membantu dalam regulasi BAB.
d.      Asupan cairan yang adekuat dan diit tinggi serat  sangat dianjurkan.


7.      Pemberian ASI/Laktasi
Hal–hal yang perlu diberitahukan kepada pasien:
a.       Menyusui bayi segera setelah lahir minimal 30 menit
b.      Ajarkan cara menyusui yang benar.
c.       Memberikan ASI secara penuh 6 bulan tanpa makanan pendamping lain(ASI Eksklulsif).
d.      Menyusui tanpa dijadwal, sesuka bayi (on demand).
e.       Diluar menyusui jangan memberikan dot/kempeng pada bayi, tapi berikan ASI dengan sendok.
f.       Penyapihan bertahap meningkatkan frekuensi makanan dan menurunkan frekuensi pemberian ASI.

8.      Kebiasaan Yang Tidak Bermanfaat Bahkan Membahayakan
a.       Menghindari makanan berprotein seperti telur, ikan, karena ibu menyusui membutuhkan tambahan protein.
b.      Penggunaan bebat perut setelah melahirkan.
c.       Penggunaan kantong es atau pasir untuk menjaga uterus tetap berkontraksi.
d.      Memisahkan ibu dan bayi dalam masa yang lama dalam satu jam post partum.

2.1.5        Perubabahan Fisiologis Masa Nifas
1.      Perubahan Uterus
Secara garis besar uterus akan mengalami pengecilan (involusi) secara berangsur-angsur sehingga ahirnya kembali seperti sebelum hamil. Mengenai tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi sebagai berikut :



Tabel 2.1 Perubahan Uterus dan Berat Uterus  menurut Masa Involusi
Involusi
Tinggi Fundus Uterus
Berat Uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gram
Plasenta lahir
Dua jari bawah pusat
750 gram
Satu minggu
Pertengahan pusat-sympisis
500 gram
Dua minggu
Tak teraba di atas symphisis
350 gram
Enam minggu
Bertambah kecil
50 gram
Delapan minggu
Sebesar normal
30 gram
Sumber : drg. Ircham Machfoed, M.S.(2009).Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta.Fitramaya
Disamping itu, dari cavum uteri keluar cairan secret yang disebut juga lochia. Ada beberapa jenis lochia (Suherni, 2009) yakni :
                        1.      Lochia Rubra (Cruenta), ini berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, selaput desidua (decidua, yakni selaput lendir rahim dalam keadaan hamil).
                        2.      Lochia Sanguenolenta, berwarna merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-7pasca salin.
                        3.      Lochia Serosa, bewarna kuningdan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
                        4.      Lochia Alba, cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu

2.      Perubahan Vagina dan Perineum
a.      Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae (lipatan-lipatan/kerutan-kerutan) kembali.





b.      Perlukaan Vagina
Perlukaan pervaginam lebih sering terjadi sebagai akibat ekstraksi dengan cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar. Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan perineum.
c.       Perubahan pada Perineum
Terjadi robekan perineum pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka episiotomi, lakukanlah penjahitan dan perawatan dengan baik.

3.      Perubahan Sistem Pencernaan
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini umumnya disebabkan karena makanan padat dan kurangnya berserat selama persalinan. Disamping itu rasa takut untuk BAB sehubungan dengan jahitan pada perineum, jangan sampai lepas dan juga takut akan rasa nyeri. BAB harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan. Bilamana masih terjadi konstipasi, dapat diberikan obat laksan peroral atau per-rektal.

4.      Perubahan Sistem Perkemihan
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada :
a.       Keadaan/status sebelum persalinan
b.      Lamanya partus kala 2 dilalui
c.       Besarnya tekanan keepala yang menekan pada saat persalinan.




5.      Perubahan Tanda-Tanda Vital
a.       Suhu Badan
a)         Sekitar hari ke-4 setelah persalinan suhu ibu mungkin naik sedikit, antara 37,2 – 37,5 0C kemungkinan disebabkan dari ikutan aktivitas payudara.
b)         Bila kenaikan mencapai 380C pada hari ke-2 sampai hari-hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
b.      Denyut Nadi
a)         Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60x/menit, yakni pada waktu selesai persalinan karena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini terjadi utamanya pada minggu pertama post partum.
b)         Pada ibu yang nervous nadinya bisa cepat, kira-kira 110x/menit. Bisa juga terjadi gejala shock karena infeksi, khususnya bila disertai peningkatan suhu tubuh.
c.       Tekanan Darah
a)         Tekana darah <140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post partum.
b)         Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan post partum. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi, merupakan petunjuk kemungkinan adanya pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas. Namun hal seperti itu jarang terjadi.
d.      Respirasi
a)         Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal. Namun demikian, tidak lain karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.
b)         Bila ada respirasi cepat post partum (>30x/menit) mungkin karena adanya ikutan tanda-tanda syok.
2.1.6        Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas
Proses adaptasi psikologis pada seorang ibu sudah dimulai sejak dia hamil. Pada awal kehamilan ibu bradaptasi menerima bayi yang dikandungnya sebagai bagian dari dirinya. Perubahan mood seperti sering menangis, lekas marah dan sering sedih atau cepat berubah menjadi senang merupakan manifestasi dari emosi yang labil.
Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani. Tnggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut :
1.      Taking In
Yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ketidaknyamanan fisik yang di alami ibu  pada fase ini seperti rasa mules, nyeri jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.Hal tersebut membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gangguan psikologis yang mungkin terjadi.
2.      Taking Hold
Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
3.      Letting Go
Yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu mengerti bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
2.2        Pengertian Vitamin A
Vitamin A adalah suatu vitamin yang berfungsi dalam sistem penglihatan, fungsi pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi (Depkes RI,2007). Vitamin A perlu diberikan dan penting bagi ibu selama masa nifas. Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin A dalam ASI, sehingga meningkatkan status vitamin A pada bayi yang disusuinya.
Vitamin A atau retinol adalah salah satu vitamin yang larut dalam lemak, di dalam tubuh disimpan di hati. Vitamin A berfungsi dalam proses pembentukan  dan pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit dan antibodi sehingga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Vitamin A juga bermanfaat bagi kesehatan mata dan kulit, menjaga kesehatan mukosa saluran pernafasan, berperan dalam proses perkembangan embrio dan reproduksi. Vitamin A juga merupakan antioksidan kuat yang dapat menangkal radikal bebas berbahaya bagi tubuh.
2.2.1  Manfaat Vitamin A
Vitamin A yang disebut juga Retinol sangat banyak fungsinya, yaitu membantumata  menyesuaikan disi terhadap perubahan cahaya dari terang ke gelap, mencegah kekeringan selaput lendir mata yang disebut juga xerosis konjungtiva, mencegah terjadinya kerusakan mata berlanjut yang menjadi bercak bitot sampai kebutaan, menjaga kesehatan kulit dan selaput lendir saluran pernafasan, saluran kemih dan saluran pencernaan,terhadap masuknya bakteri dan virus, membantu pertumbuhan tulang dan sistem reproduksi, membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan, pembelahan sel, diferensiasi sel, meningkatkan  sistem kekebalan tubuh dan bersifat antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas penyebab kerusakan sel dan jaringan.


Vitamin A berperan penting dalam berbagai faali tubuh, diantaranya :
1.      Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Di dalam mata retinol, bentuk vitamin A yang di dapat dari darah, di oksidasinmenjadi retinal. Retinal kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual merah-ungu (visual purple) atau rodopsin. Bila cahaya mengenai retina, pigmen visual merah-ungu ini berubah menjadi kuning dan retinal dipisahkan dari opsin. Pada saat itu, terjadi rangsangan elektrokimia yang merambat sepanjang saraf mata ke otak yang menyebabkan terjadinya suatu bayangan visual.
2.      Diferensiasi Sel
Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh engalami perubahan dalam sifat atau fungsi semulanya.Diduga vitamin A dalam bentuk asam retinoat memegang peran aktif dalam kegiatan inti sel, dengan demikian dalam pengaturan faktor penentu keturunan/gen yang berpengaruh terhadap sintesis protein. Pada diferensiasi sel terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi sel yang dapat dikaitkan dengang perubahan perwujudan sel-sel tertentu. Sel-sel yang paling nyata mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel khusus, terutama sel-sel goblet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan mengeluarkan mukus atau lendir. Peranan vitamin A diduga berkaitan dengan dua hal :
a.       Peranan vitamin A dalam sintesis glikoprotein khusus yang terlibat dalam pembentukan membran sel yang mengontrol diferensiasi sel.
b.      Kompleks vitamin A-CRBP masuk kedalam nukleus sehingga mempengaruhi DNA.



3.      Fungsi Kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh manusia dan hewan. Mekanisme sebenarnya belum diketahui secara pasti. Retinol tampaknya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B (leukosit berperan dalam proses kekebalan humoral). Disamping itu, kekurangan vitamin A menurunkan respon antibodi yang bergantung pada sel-T (limfosit yang berperan pada kekebalan selular). Sebaliknya infeksi dapat memperburuk kekurangan vitamin A.
4.      Pertumbuhan dan Perkembangan
Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian terhadap pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi.
5.      Reproduksi
Dalam pembentukan sel telur dan perkembangan dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol. Kebutuhan vitamin A selama hamil meningkat untuk kebutuhan janin dan persiapan untuk menyusui.
6.      Mencegah Kanker
Vitamin A mampu melawan kanker dengan menekan pertumbuhan DNA dalam sel-sel kanker
7.      Penyembuhan Luka
Vitamin A dapat membantu menjaga kesehatan jaringan di dalam tubuh kita sehingga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka.





A.          Manfaat Vitamin A bagi Anak 
Beberapa manfaat vitamin A bagi anak seperti yang dikutip dari babycenter.com adalah :
1.      Menjaga kesehatan indera penglihatan
2.      Membantu pertumbuhan tulang
3.      Melindungi tubuh dari infeksi
4.      Membantu pertumbuhan sel dan jaringan tubuh terutama pada rambut, kuku, kulit.

2.            Manfaat Vitamin A bagi Ibu Hamil
Bagi ibu hamil, vitamin A memiliki banyak sekali manfaat. Diantara manfaat-manfaat vitamin A tersebut, manfaat yang paling penting bagi pertumbuhan embrio, pengembangan jantung, paru-paru, ginjal, mata, tulang, pernapasan dan sistem saraf pusat serta memperlancar sistem peredaran darah pada bayi yang masih ada dalam kandungan.
3.            Manfaat Vitamin A bagi Ibu Nifas
1.      Meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI
2.      Bayi lebih kebal dan jarang terkena penyakit infeksi
3.      Kesehatan ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan

2.2.2  Akibat Kekurangan Vitamin A
Kekurangan atau defisiensi vitamin A banyak terdapat di negara-negara berkembang termasuk indonesia. Yang diantaranya yaitu :
                  1.            Buta Senja, salah satu awal kekurangan vitamin A yaitu ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya samar-samar/senja.
                  2.            Perubahan mata, kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea.
                  3.            Infeksi, kekebalan tubuh menurun pada kekurangan vitamin A, sehingga mudah terserang infeksi. Kekurangan vitamin A pada anak-anak disamping itu dapat menyebabkan komplikasi pada campak yang dapat menyebabkan kematian. Vitamin A juga disebut vitamin anti-infeksi.
                  4.            Gangguan pertumbuhan, kekurangan vitamin A menghambat pertumbuhan sel-sel, termasuk sel-sel tulang. Fungsi sel-sel yang membentuk email gigi terganggu dan terhadi atrofi sel-sel yang membentuk dentin, sehingga gigi mudah rusak.
                  5.            Perubahan kulit, kulit menjadi kering dan kasar. Folikel rambut menjadi kasar, mengeras dan mengalami keratinisasi. Asam retinoat sering di usapkan ke kulit untuk menghilangkan kerutan kulit, jerawat, dan kelainan kulit lain.
                  6.            Perubahan lain yang dapat terjadi adalah keratinisasi sel-sel rasa pada lidah yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan dan anemia.
2.2.3 Sumber dan Dosis Pemberian Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata dan kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan penyakit infeksi lain). (DepKes RI, 2011).
Adapun macam-macam sumber vitamin A antara lain :
                  1.            Sereal
Berasal dari jagung kuning dan gandum
                  2.            Umbi-umbian
                  3.            Biji-bijian atau kacang-kacangan
                  4.            Sayuran yang berwarna hijau tua dan berwarna jingga (bayam, daun singkong,daun kelor, daun katuk, daun beluntas,kecipir, labu kuning, tomat dan wortel)
                  5.            Buah-buahan yang berwarna kuning dan jingga (pepaya, mangga masak, alpukat, jambu biji merah, pisang)
                  6.            Hewani (daging ayam, daging bebek, ginjal domba, hati ayam/sapi, ikan dan kuning telur)
                  7.            Hasil Olahan (susu, mentega, keju, minyak ikan, minyak kelapa sawit, tepung ikan dan tepung susu)
Perlu diperhatikan, pemberian vitamin A ini harus sesuai dengan dosis dan usia anak. WHO menetapkan kadar pemberian vitamin A berdasarkan usia. Untuk bayi usia 0-6 bulan direkomendasikan 3x50.000 iu, bayi usia 6-11 bulan diberikan kapsul vitamin A berwarna biru, dosisnya 100.000 iu. Sedangkan anak usia 1-5 tahun diberikan kapsul berwarna merah dengan dosis 200.000 iu. Pemberian vitamin A ini biasanya dilakukan melalui puskesmas atau posyandu, setiap 6 bulan sekali. 
Pada bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat alam ASI. Oleh sebab itu sangatlah penting bahwa ASI mengandung cukup vitamin A. Vitamin A diberikan 2 x 200.000 SI atau 2 kapsul vitamin warna merah dalam kurun waktu 2 hari berturut-turut pada masa nifas :
                                    1.      Satu kapsul vitamin A (200.000 SI) warna merah diminum segera setelah melahirkan.
                                    2.      Satu kapsul vitamin A (200.000 SI) kedua, diminum pada hari berikutnya minimal 24 jam sesudah kapsul pertama. (DepKes RI, 2009)
Ibu nifas harus minum 2 kapsul vitamin A, dikarenakan :
                                    1.       Bayi lahir dengan cadangan vitamin A rendah
                                    2.       Kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan peningkatan daya tahan tubuh
                                    3.       Pemberian 1 kapsul vitamin A 200.000 iu warna merah pada ibu nifas hanya cukup untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari
                                    4.       Pemberian 2 kapsul vitamin A 200.000 iu warna merah diharapkan dapat menambah kandungan vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan.
Pemberian kapsul vitamin A 200.000 iu sebanyak dua kali, pertama segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul vitamin A pertama (Departemen Kesehatan RI 2009)
2.2.4 Suplementasi Vitamin A
Suplementasi vitamin A adalah program pemberian kapsul vitamin A bagi anak usia 6-59 bulan dan ibu nifas yang bertujuan selain untuk mencegah kebutaan juga untuk menanggulangi kekurangan vitamin A.
Kapsul vitamin A yang digunakan dalam kegiatan suplementasi vitamin A adalah kapsul vitamin A dosis tinggi, yaitu :
a.             Kapsul biru (mengandung 100.000 iu) diberikan kepada bayi usia 6-11 bulan sebanyak 1 kali pada bulan Februari atau Agustus.
b.            Kapsul merah (mengandung 200.000 iu) diberikan kepada anak balita usia 12-59 bulan setiap bulan Februari atau Agustus, dan kepada ibu nifas (0-42 hari pasca bersalin) sebanyak 2 kali.
Jika setelah 24 jam ibu nifas belum memperoleh kapsul vitamin A, maka dapat diberikan pada :
1)            Kunjungan nifas yang pertama (KN 1) yaitu 6-48 jam setelah persalinan.
2)            Kunjungan nifas yang kedua (KN 2) pada 3-7 hari setelah persalinan.
3)            Kunjungan nifas yang ketiga (KN 3) pada 8-28 hari setelah persalinan.
Suplementasi vitamin A dapat diperoleh di sarana pelayanan kesehatan seperti; Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes, Posyandu, dokter, BPS, dukun bersalin terlatih.



1.            Suplementasi Vitamin pada Ibu Hamil
Pemberian vitamin A pada ibu hamil disarankan vitamin A dosis tinggi. Untuk mencegah kekurangan vitamin A pada ibu hamildiberikan vitamin A dengan dosis tidak lebih dari 10.000iu perhari. Untuk ibu hamil dengan kelainan tertentu seperti rabun senja, agar tidak menurun pada janinnya, maka pemberian vitamin A pada ibu hamil dengan dosis 10.000iu setiap hari selama 2 minggu secara oral. Perlu pertimbangan lebih lanjut untuk pemberian vitamin A pada ibu hamil ini karena kondisi dan gejala khusus bisa berbeda-beda.
2.            Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas
Setelah persalinan ibu memasuki masa nifas. Tentu kondisi ini yang kekurangan banyak darah akan memicu kekurangan vitamin A dalam tubuh. Sehingga pemberian vitamin A dosis tinggi ini perlu dilakukan. Dengan dosis tinggi maka akan menurunkan angka kematian pada ibu dan bayi, berkurangnya penyakit infeksi, mencegah kelainan dan dimana penglihatan menurun. Untuk pemberian vitamin A pada ibu nifas yaitu 2 kali 200.000 iu dengan rentan waktu segera setelah melahirkan dan 24 jam setelah kapsul pertama diberikan. Pemberian ini bisa terus berlangsung jika pada waktu sampai 42 hari dirasa masih butuh asupan vitamin A.
3.            Suplementasi Vitamin A pada Bayi 0-6 Bulan
Karena masih dalam masa selesai persalinan, maka bayi pada usia ini juga harus diberi suplemen vitamin A yaitu 25.000 iu sebanyak 4 kali dalam 6 bulan. Namun survey yang banyak dilakukan ternyata pemberian vitamin A dosis tinggi sebanyak 50.000 iu dalam sekali saja pada bayi usia 0-6 bulan juga tidak masalah. Karena tidak banyak kasus yang menunjukkan efek samping akibat dosis tinggi vitamin A ini.

4.            Suplementasi Vitamin A pada Bayi Usia 6-11 Bulan
Pemberian vitamin A pada bayi usia 6-11 bulan berbeda dengan pemberian vitamin A pada bayi usia 0-6 bulan, perbedaan logis yang paling mendasar tentu karena organ hati, sebagai penyimpanan cadangan vitamin A telah berkembang dari sebelumnya. Untuk dosis bayi usia 11 bulan sudah bisa diberikan dosis tinggi  vitamin A 200.000iu. tidak perlu dikhawatirkan  untuk gejala awal saat pemberian dosis tinggi ini, seperti pusing dan mual akan hilang saat keesokkan harinya pemberian vitamin A dihentikan.
5.            Suplementasi Vitamin A pada Anak Balita 12-59 Bulan
Pemberian vitamin A pada anak balita usia 12-59 bulan ini jangan lebih dari 300.000 iu dalam dosis tunggal. Bahkan tidak boleh setiap hari secara rutin 25.000 iu selama 3 bulan. Sehingga anda bisa mengira-ngira sendiri dosis yang tepat untuk anak usia lebih dari 1 tahun dalam pemberian dosis vitamin A ini (200.000iu).
6.            Suplementasi Vitamin A pada Situasi Khusus
Kapsul vitamin A juga diberikan pada situasi khusus yaitu :
a.       Kejadian Luar Biasa (KLB), diberikan kepada semua anak balita di daerah KLB campak dan infeksi lainnya, dengan catatan balita di daerah KLB tidak diberikan kapsul vitamin A dalam waktu kurang dari 30 hari.
b.      Bila ditemukan kasus Xerophtalmia, campak, diare, ISPA dan gisi buruk, maka kapsul vitamin A diberikan pada :
a)      Saat ditemukan kasus tersebut, diberikan 1 kapsul warna merah atau biru (sesuai umur anak)
b)      Satu hari berikutnya diberikan lagi 1 kapsul warna merah atau biru (sesuai umur anak)
c)      Dua minggu berikutnya diberikan lagi 1 kapsul warna merah atau biru (sesuai umur anak)
c.       Kejadian bencana alam, diberikan 1 kapsul vitamin A kepada seluruh anak balita (6-59 bulan) di daerah bencana alam/pengungsian dengan dosis sesuai umur anak.






BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Jenis laporan ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal ( Notoadmojo,2005).
Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang keadaan secara obyektif (Notoadmodjo,2002).

3.1.1 Desain/ Rancangan Study Kasus
Pada bagian ini peneliti menjelaskan bahwa, strategi atau pendekatan penelitian yang dipakai adalah dengan menggunakan desain studi kasus deskriptif eksploratif.
3.1.2 Subjek Penelitian/Partisipan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subyek penelitian 2 orang, dengan kriteria sampel :
                              1.      Ibu nifas primipara/multipara
                              2.      Ibu nifas dengan persalinan normal atau operasi (SC)
3.1.3 Fokus Studi dan Definisi Operasional
Fokus studi dalam usulan studi kasus ini adalah pengetahuan pemberian vitamin A pada ibu nifas.
Definisi operasional dalam usulan penelitian ini adalah tentang vitamin A, yaitu suatu vitamin yang berfungsi dalam sistem penglihatan, fungsi pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi.
3.1.4 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPM Ny. “H” Desa Rejoso Kidul, Pasuruan. Waktu penelitian untuk pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2016.
3.1.5 Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara tak terstruktur  yang dilakukan secara langsung pada ibu nifas di BPM Ny. “H” Desa Rejoso Kidul.
3.1.6 Prosedur Pengumpulan Data
Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode wawancara mendalam, peneliti juga menyusun pedoman wawancara yang akan dilakukan pada responden.
3.1.7 Analisis Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui gambaran pemberian vitamin A pada ibu nifas dengan cara melakukan wawancara mendalam pada responden.
3.2 Masalah Etik (Ethical Clearance)
Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mendapat surat pengantar dari institusi pendidikan untuk diserahkan kepada bidan desa Rejoso Kidul Kabupaten Pasuruan, setelah mendapatkan persetujuan peneliti mulai melakukan penelitian dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi :

3.2.1 Inform Consent (Surat Persetujuan)
Sebelum melakukan penelitian, responden di beri inform concent ( surat perjanjian ) sebagai jaminan bahwa responden telah bersedia dan setuju untuk dilakukan pemeriksaan.

3.2.2 Anonimity ( Tanpa Nama )
Untuk menjaga kerahasiaan subyek, peneliti tidak mencantumkan nama subyek dalam lembar angket
3.2.3 Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti, dan tidak akan disampaikan ke pihak yang tidak terkait dalam penelitian.
3.3  Keterbatasan
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti memiliki batasan-batasan dalam hal pengambilan sampel, jumlah sampel yang diteliti, instrument pengumpulan data, dan keterbatasan waktu untuk melakukan penelitian.

3.3.1        Waktu
Menurut peneliti, waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan penelitian tersebut masih kurang. Dan masih perlu banyak waktu untuk memperbaikinya.

3.3.2        Responden
Responden tidak mengerti atau memahami tentang penelitian, atau tidak mengerti saat pengisian kuesioner.

3.3.3        Batasan Penelitian
Batasan penelitian hanya seputar pengetahuan pemberian vitamin A pada ibu nifas.  

 BAB 4
HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN

Hasil studi kasus tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Pemberian Vitamin A pada Masa Nifas di BPM Ny. “H” Desa Rejoso Kidul Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan pada bulan April sampai dengan Juni 2016 dengan responden sebanyak 2 orang dan bersedia menjadi responden.
4.1  Hasil Studi Kasus
4.1.1  Gambaran Umum Lokasi Studi Kasus
         Studi kasus ini dilaksanakan di BPM Ny. “H” RT.02 RW.06 Desa Rejoso Kidul Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan. Luas BPM yaitu 8 X 8 M, yang terletak diantara rumah penduduk, sebelah Timur berbatasan dengan rumah warga, sebelah Barat berhadapan dengan Masjid, sebelah Utara berdekatan dengan Toko, sebelah Selatan berdekatan dengan TPQ Al-IKhlash. BPM Ny. H memiliki fasilitas antara lain ruang tunggu, ruang periksa, ruang nifas / ruang besalin  dan kamar mandi pasien. Adapun pelayanan yang diberikan yakni imunisasi, pemeriksaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, pelayanan KB, kesehatan reproduksi serta tumbuh kembang anak. Dan mempunyai 1 asisten (pekarya). Desa Rejoso Kidul dibatasi oleh beberapa Desa antara lain :
Utara        : Desa Kedungbako
Timur       : Desa Kawisrejo
Barat        : Desa Manikrejo
Selatan     : Desa Sadengrejo

4.1.2 Gambaran Umum Subjek Studi Kasus
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 2 responden maka didapatkan data subjektif, antara lain :
1)         Ny. B usia 28 tahun, bertempat tinggal di Dusun Karanganyar, pendidikan terakhir SD, beragama islam, suku jawa, bangsa Indonesia. Ibu mengatakan telah melahirkan anak kedua pada tanggal 15 juni 2016 jam 23.00 WIB di BPM. Bayi lahir secara normal tanpa ada penyulit yang berjenis kelamin perempuan dengan BB : 3100 gram, PB : 50 cm, LK : 34 cm, LD : 35 cm. Ibu mengatakan kesehariannya bekerja dirumah seperti ibu rumah tangga biasa yaitu memasak, mencuci, membersihkan rumah serta melayani suami dan merawat anaknya. Ibu mengatakan suaminya bekerja sebagai buruh mebel dengan penghasilan ± Rp. 1.200.000 perbulan.
2)         Ny. M usia 22 tahun, bertempat tinggal di Dusun Karanganyar, pendidikan terakhir SD, beragama islam, suku jawa, bangsa Indonesia. Ibu mengatakan telah melahirkan anak kedua pada tanggal 19 juni 2016 jam 10.15 WIB di BPM. Bayi lahir secara normal tanpa ada cacat bawaan, yang berjenis kelamin perempuan dengan BB : 3500 gram, PB : 50 cm, LK : 35 cm, LD : 36 cm. Ibu mengatakan setiap harinya bekerja sebagai petani, dan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu, mencuci dan merawat anak-anaknya. Ibu mengatakan, suaminya bekerja sebagai pegawai kontraktor di luar pulau dengan penghasilan ± Rp. 1.800.000.



4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara secara mendalam yang dilakukan kepada 2 responden, diketahui bahwa responden menyatakan tidak mengetahui tentang pemberian vitamin A, tidak mengetahui secara pasti kegunaan vitamin A pada ibu nifas, karena kurangnya informasi dan komunikasi ibu dengan tenaga kesehatan ataupun kader yang ada. Dibuktikan dengan hasil wawancara sebagai berikut :
Responden pertama, Ny. B
PENELITI
RESPONDEN
“Apakah ibu mendapatkan vitamin A setelah melahirkan?”

“Iya, saya mendapat vitamin A”

“Berapa jumlah kapsul vitamin A yang diberikan oleh petugas kesehatan (dokter, bidan/perawat)?”

“2 kapsul yang diberikan oleh bidan”
“Berapa dosis vitamin A yang diberikan pada ibu nifas?”

“Saya tidak mengetahui dosis vitamin A yang diberikan”

“Apakah ibu meminum vitamin A yang telah diberikan?”

“Iya, saya meminum vitamin A yang telah diberikan”
“Apa yang ibu ketahui tetang vitamin A?”
“obat untuk ibu nifas”
“Apa manfaat vitamin A bagi ibu nifas?”
“obat untuk ibu setelah melahirkan”
“Gejala apa yang mungkin terjadi bila kekurangan vitamin A?”

“Mencegah sakit mata/rabun”

“Apa saja sumber makanan yang mengandung vitamin A?”

“Wortel, pisang, bayam”

“Menurut ibu, apakah pemberian vitamin A itu penting setelah persalinan?”
“iya, penting karena setelah dijelaskan maka saya mengerti manfaat vitamin A”

Responden 2, Ny. M
PENELITI
RESPONDEN
“Apakah ibu mendapatkan vitamin A setelah melahirkan?”

“Iya, saya mendapat vitamin A”

“Berapa jumlah kapsul vitamin A yang diberikan oleh petugas kesehatan (dokter, bidan/perawat)?”

“2 kapsul yang diberikan oleh bidan”
“Berapa dosis vitamin A yang diberikan pada ibu nifas?”

“Saya tidak mengetahui dosis vitamin A yang diberikan”

“Apakah ibu meminum vitamin A yang telah diberikan?”

“Iya, saya meminum vitamin A yang telah diberikan”
“Apa yang ibu ketahui tentang vitamin A?”
“untuk mencegah sakit mata”
“Apa manfaat vitamin A bagi ibu nifas?”
“untuk memperbaiki kesehatan ibu”
“Gejala apa yang mungkin terjadi bila kekurangan vitamin A?”

“Akan mudah sakit”

“Apa saja sumber makanan yang mengandung vitamin A?”

“Wortel”

“Menurut ibu, apakah pemberian vitamin A itu penting setelah persalinan?”
“iya, penting karena setelah dijelaskan saya mengerti manfaat vitamin A”

Vitamin A adalah suatu vitamin yang berfungsi dalam sistem penglihatan, fungsi pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi (Depkes RI,2007). Vitamin A perlu diberikan dan penting bagi ibu selama masa nifas. Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin A dalam ASI, sehingga meningkatkan status vitamin A pada bayi yang disusuinya.
Vitamin A atau retinol adalah salah satu vitamin yang larut dalam lemak, di dalam tubuh disimpan di hati. Vitamin A berfungsi dalam proses pembentukan  dan pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit dan antibodi sehingga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Vitamin A juga bermanfaat bagi kesehatan mata dan kulit, menjaga kesehatan mukosa saluran pernafasan, berperan dalam proses perkembangan embrio dan reproduksi. Vitamin A juga merupakan antioksidan kuat yang dapat menangkal radikal bebas berbahaya bagi tubuh.
Informasi juga sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika mendapatkan informasi yang lebih baik dari berbagai media misalnya TV atau surat kabar, maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Hubungan sosial pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Seseorang yang dapat berinteraksi secara kontinyu agar dapat lebih biasa mendapatkan informasi dan faktor hubungan  sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media (Hendra A.W, 2008)
Disamping itu, pengalaman juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengatahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu (Cahyonoputra, 2009)
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin mudah pula mereka menerima informasi. Jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah maka menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi. (Mubarak, 2012)
Usia sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker seseorang. Seseorang semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari yang belum cukup tinggi kedewasaannya, hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa. (Cahyonoputra, 2009)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 2 responden, diketahui bahwa kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian vitamin A pada ibu nifas yaitu karena kurangnya informasi dan komunikasi ibu tentang kegunaan dan kapan baiknya vitamin A diberikan bagi ibu nifas sehingga membuat ibu lupa atau bahkan tidak tahu pentingnya pemberian vitamin A bagi ibu nifas.  

BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 2 responden tentang pengetahuan pemberian vitamin A pada ibu nifas di BPM Ny. “H” Desa Rejoso Kidul Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian vitamin A pada ibu nifas masih kurang, karena kurangnya informasi dan komunikasi ibu.
5.2 Saran
5.2.1 Teoritis
1.      Bagi Peneliti
Diharapkan peneliti dapat melanjutkan atau menyempurnakan penelitian ini dengan menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan khususnya ilmu kebidanan tentang pemberian vitamin A pada ibu nifas.
2.      Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan sarana untuk mengembangkan pengetahuan dan selalu berupaya secara terus menerus untuk memberikan informasi tentang perkembangan kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa melalui media baca tentang asuhan kebidanan tentang pemberian vitamin A pada ibu nifas.



5.2.2     Praktis
1.      Bagi Profesi Kebidanan
Lebih meningkatkan program kesehatan, khususnya dalam memberikan informasi atau penyuluhan tentang pemberian vitamin A pada ibu nifas.
2.      Bagi Responden
Meningkatkan pengetahuan tentang pemberian vitamin A pada ibu nifas sehingga ibu dapat mengetahui kapan baiknya vitamin A diberikan dan mengetahui kegunaan vitamin A bagi ibu setelah melahirkan.
3.      Bagi Lahan Praktik
Lebih meningkatkan program kesehatan, khususnya kepada ibu untuk memberikan informasi atau penyuluhan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ibu post natal seperti memberikan vitamin A sesuai prosedur dan menjelaskan kegunaan vitamin A bagi ibu nifas sendiri.



TERIMA KASIH... SEMOGA BERMANFAAT ☺☺☺

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY ”K” USIA 18 TAHUN G1 P0000 Ab000 UK 14-15 MINGGU DENGAN KEHAMILAN FISIOLOGIS DI PUSKESMAS PURWOSARI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY ”K” USIA 18 TAHUN G1 P0000 Ab000 UK 14-15 MINGGU DENGAN KEHAMILAN FISIOLOGIS DI PUSKESMAS PURWOSA...