BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Masa nifas disebut juga masa post partum
atau puerperium yaitu masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar
lepas dari rahim, sampai 6 minggu berikutnya disertai pulihnya kembali
organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti
perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Taufan Nugroho,2014)
Di negara Indonesia masih banyak ibu
nifas yang tidak mendapat vitamin A, karena salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan ibu
nifas tentang vitamin A pada ibu nifas. Padahal pemberian vitamin A pada ibu
nifas sangat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas vitamin A pada bayi. Dalam
masa nifas diperlukan suatu asuhan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu
dan bayinya, baik fisik maupun psikologis serta memberikan pendidikan kesehatan
diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya dan perawatan
bayi sehat (DepKes RI, 2007).
Vitamin A merupakan zat gizi yang
penting (esensial) bagi manusia, karena zat gizi ini tidak dapat memperoleh
vitamin A melalui bahan makanan seperti bayam, daun singkong, pepaya matang,
kuning telur dan juga ASI. Pada asuhan masa nifas yang berhubungan dengan
nutrisi, ibu nifas mempunyai kebutuhan dasar yaitu minum vitamin A (200.000
unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI (DepKes RI, 2007).
Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan
angka kematian dan angka kesakitan, karena vitamin A dapat meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare dan ISPA. Vitamin A
juga bermanfaat untuk kesehatan mata dan membantu proses pertumbuhan. Oleh
karena itu vitamin A sangat penting untuk kesehatan dan kelangsungan hidup
(DepKes RI, UNICEF, HKI, 2005).
Ibu dan bayi yang disusuinya akan
mendapat manfaat dari pemberian satu kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 iu)
yang diberikan paling lambat 60 hari (8 minggu/ 2 bulan) setelah melahirkan.
Berbagai studi menunjukkan bahwa, pemberian vitamin A dosis tinggi seperti yang
direkomendasikan, dirasakan kurang memadai. Pada bulan Desember 2007, The International Consulative Group (IVCG)
mengeluarkan bahwa seluruh ibu nifas seharusnya menerima 400.000 atau dua
kapsul dosis tinggi @200.000 iu. Pemberian kapsul pertama dilakukan segera
setelah melahirkan, dan kapsul kedua diberikan sedikitnya satu hari setelah
pemberian kapsul pertama dan tidak lebih dari 6 minggu kemudian.
Berdasarkan data di atas, maka penulis
tertarik untuk mengambil kasus tentang “Gambaran
Pengetahuan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas di
BPM Ny. H” Desa Rejoso Kidul Kabupaten
Pasuruan.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti
membuat perumusan masalah sebagai berikut “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Pemberian Vitamin A Pada Masa Nifas di BPM Ny “H” desa Rejoso Kidul?
1.3
Tujuan
Penelitian
Untuk menganalisis pengetahuan ibu nifas tentang
pemberian vitamin A pada masa nifas.
1.4
Manfaat
Penelitian
1.4.1
Teoritis
1.
Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan wawasan, gambaran baru, serta
pengalaman melakukan suatu penelitian terutama mengenai gambaran pemberian
vitamin A pada ibu nifas.
2.
Bagi
Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi
bagi pendidikan. Juga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya.
1.4.2 Praktis
1.
Bagi Profesi
Kebidanan
Di harapkan penelitian ini akan menambah informasi
baru bagi ilmu kebidanan, khususnya berkaitan dengan pemberian vitamin A pada
ibu nifas.
2.
Bagi
Responden
Dapat di jadikan masukan bagi responden tentang
gambaran pemberian vitamin A pada ibu nifas.
3.
Bagi Lahan
Praktek
Dapat dijadikan referensi baru mengenai gambaran
pemberian vitamin A pada ibu nifas.
4.
Bagi
Masyarakat
Dapat dijadikan pedoman dan motivasi bagi masyarakat
untuk mendukung pemberian vitamin A pada ibu nifas.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Nifas
Masa nifas disebut juga masa post partum
atau peurperium adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertaidengan pulihnya
kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan
seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan
(Suherni,dkk,2009).
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa
jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu.Masa
nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang
meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke
keadaan tidak hamil yang normal.Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu
melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang
umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu (Taufan Nugroho,dkk,2014).
2.1.2
Peran
dan Tanggung jawab Bidan dalam Masa Nifas
1.
Memberikan dukungan
secara berkesinambungan selam a masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untukn
mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2.
Sebagai promoter hubungan antara ibu dan bayi serta
keluarga.
3.
Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dan meningkatkan rasa
nyaman.
4.
Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang
berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5.
Mendeteksi komplikasi
dan perlunya rujukan.
6.
Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik ,
serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7.
Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnose, dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk
mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu
dan bayi selama periode nifas.
8.
Memberikan asuhan secara professional.
2.1.3 Tahapan Masa Nifas
Adapun tahapan-tahapan masa nifas (post
partum/puerperium) :
1.
Puerperium dini : Masa
kepulihan, yakni saat-saat ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan.
2.
Puerperium intermedial
: Masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira antara 6-8
minggu.
3.
Remot puerperium : Waktu
yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama
hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.
2.1.4 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
1. Gizi
a. Makan
dengan diit berimbang, cukup karbohidrat, protein,lemak, vitamin dan mineral
b. Mengkonsumsi
makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/hari pada 6 bulan pertama, 6 bulan
selanjutnya 500 kalori dan tahun kedua 400 kalori. Asupan cairan 3 liter/hari,
2 liter dari air minum, 1 liter dari
kuah sayur, buah dan makanan yang lain. Mengkonsumsi zat besi 1 tablet tiap
hari selama 40 hari.
c. Mengkonsumsi
vitamin A 200.000 IU. Pemberian vitamin A dalam bentuk suplementasi dapat
meningkatkan kualitas ASI,
meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kelangsungan hidup anak. Pada
bulan-bulan pertama kehidupan bayi bergantung pada vitamin A yang terkandung
dalam ASI.
2.
Kebersihan Diri
a. Menjaga
kebersihan seluruh tubuh
b. Membersihkan
daerah kelamin dengan sabun dan air
c. Mengganti
pembalut setiap kali mandi, BAK/BAB, paling tidak dalam waktu 3-4 jam supaya
ganti pembalut.
d. Mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum menyentuh daerah kelamin
3.
Istirahat
dan
Tidur
a. Istirahat
cukup untuk mengurangi kelelahan
b. Tidur
siang atau istirahat selagi bayi tidur
c. Mengatur
kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan waktu untuk istirahat pada siang
kira-kira 2 jam, dan malam 7-8 jam
Kekurangan istirahat pada ibu nifas
seperti kelelahan fisik karena mengasuh bayi, menyusui, menimang sepanjang hari
sangatlah menguras tenaga, dari hal demikian dapat menyebabkan lambatnya proses
involusi yang akhirnya bisa menyebabkan perdarahan bahkan depresi dan juga
dapat mengurangi jumlah ASI.
4.
Senam
Nifas
Selama kehamilan dan
persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik seperti dinding perut menjadi
kendor, longgarnya liang senggama, dan otot dasar panggul. Untuk mengembalikan
kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap prima, senam nifas
sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Ibu tidak perlu takut untuk
banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini (bangun dan bergerak setelah
beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim untuk kembali kebentuk semula.
5.
Hubungan Seks dan Keluarga Berencana
1.
Hubungan
Seksual
Aman setelah darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri
2.
Keluarga
Berencana
a.
Idealnya setelah
melahirkan boleh hamil lagi setelah dua tahun
b.
Pada dasarnya ibu tidak
mengalami ovulasi setelah menyusui eksklusif atau penuh penuh enam dan ibu
belum mendapatkan haid(metode amenorhea laktasi).
c.
Meskipun setiap metode
kontrasepsi beresiko, tetapi menggunakan kontrasepsi jauh lebih aman.
d.
Jelaskan pada ibu
berbagai macam metode kontrasepsi yang diperbolehkan selama menyusui, yang
meliputi:
a)
Cara penggunaan
b)
Efek samping
c)
Kelebihan dan
kekurangan
d)
Efektifitas
e)
Indikasi dan
kontraindikasi
e.
Metode hormonal,
khususnya kombinasi oral bukanlah pilihan pertama bagi ibu menyusui. Oleh
karena itu janganlah menganjurkannya kurang dari 6 minggu pascapersalinan.
Umumnya bagi ibu menyusui tidak perlu melakukan sampai saat itu , karena dapat
mempersingkat lamanya pemberian ASI, akibatnya hormon steroid dalam jumlah kecil di temukan dalam ASI.
6.
Eliminasi
A.
Buang
Air Kecil
a. Dalam
enam jam ibu nifas harus bisa buang air kecil.
b. Urine
dalam jumlah yang banyak akan diproduksi dalam waktu 12-36 jam setelah
melahirkan.
c. Ureter
yang berdilatasi akan kembali normal dalam waktu 6 minggu. Selama 48 jam
pertama nifas , terjadi kenaikan diueris sebagai berikut:
a)
Pengurasan volume darah
ibu.
b)
Autolisi serabut otot
uterus.
B.
Buang
Air Besar
a. BAB
biasanya tertunda selama 2-3 hari , karena edema persalinan,diit cairan ,
obat-obatan analgesik, dan perinium yang sangat sakit.
b. Bila
lebih dari tiga hari belum BAB bisa diberikan obat laksantia.
c. Ambulasi
secara dini dan teratur akan membantu dalam regulasi BAB.
d. Asupan
cairan yang adekuat dan diit tinggi serat
sangat dianjurkan.
7.
Pemberian
ASI/Laktasi
Hal–hal
yang perlu diberitahukan kepada pasien:
a. Menyusui
bayi segera setelah lahir minimal 30 menit
b. Ajarkan
cara menyusui yang benar.
c. Memberikan
ASI secara penuh 6 bulan tanpa makanan pendamping lain(ASI Eksklulsif).
d. Menyusui
tanpa dijadwal, sesuka bayi (on demand).
e. Diluar
menyusui jangan memberikan dot/kempeng pada bayi, tapi berikan ASI dengan
sendok.
f. Penyapihan
bertahap meningkatkan frekuensi makanan dan menurunkan frekuensi pemberian ASI.
8.
Kebiasaan
Yang Tidak Bermanfaat Bahkan Membahayakan
a. Menghindari
makanan berprotein seperti telur, ikan, karena ibu menyusui membutuhkan
tambahan protein.
b. Penggunaan
bebat perut setelah melahirkan.
c. Penggunaan
kantong es atau pasir untuk menjaga uterus tetap berkontraksi.
d. Memisahkan
ibu dan bayi dalam masa yang lama dalam satu jam post partum.
2.1.5
Perubabahan
Fisiologis Masa Nifas
1.
Perubahan
Uterus
Secara garis besar uterus akan mengalami
pengecilan (involusi) secara berangsur-angsur sehingga ahirnya kembali seperti
sebelum hamil. Mengenai tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa
involusi sebagai berikut :
Tabel 2.1 Perubahan Uterus dan
Berat Uterus menurut Masa Involusi
Involusi
|
Tinggi Fundus
Uterus
|
Berat
Uterus
|
Bayi lahir
|
Setinggi pusat
|
1000 gram
|
Plasenta lahir
|
Dua jari bawah pusat
|
750 gram
|
Satu minggu
|
Pertengahan pusat-sympisis
|
500 gram
|
Dua minggu
|
Tak teraba di atas symphisis
|
350 gram
|
Enam minggu
|
Bertambah kecil
|
50 gram
|
Delapan minggu
|
Sebesar normal
|
30 gram
|
Sumber : drg.
Ircham Machfoed, M.S.(2009).Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta.Fitramaya
Disamping
itu, dari cavum uteri keluar cairan secret yang disebut juga lochia. Ada
beberapa jenis lochia (Suherni, 2009) yakni :
1.
Lochia Rubra (Cruenta),
ini berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, selaput desidua (decidua,
yakni selaput lendir rahim dalam keadaan hamil).
2.
Lochia Sanguenolenta,
berwarna merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada hari ke
3-7pasca salin.
3.
Lochia Serosa, bewarna
kuningdan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
4.
Lochia Alba, cairan
putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu
2.
Perubahan
Vagina dan Perineum
a.
Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil
dan timbul rugae (lipatan-lipatan/kerutan-kerutan) kembali.
b.
Perlukaan
Vagina
Perlukaan pervaginam lebih sering
terjadi sebagai akibat ekstraksi dengan cunam, terlebih apabila kepala janin
harus diputar. Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada
pemeriksaan perineum.
c.
Perubahan
pada Perineum
Terjadi robekan perineum pada
hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan
berikutnya. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka episiotomi, lakukanlah
penjahitan dan perawatan dengan baik.
3.
Perubahan
Sistem Pencernaan
Sering terjadi konstipasi pada ibu
setelah melahirkan. Hal ini umumnya disebabkan karena makanan padat dan
kurangnya berserat selama persalinan. Disamping itu rasa takut untuk BAB
sehubungan dengan jahitan pada perineum, jangan sampai lepas dan juga takut
akan rasa nyeri. BAB harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan. Bilamana
masih terjadi konstipasi, dapat diberikan obat laksan peroral atau per-rektal.
4.
Perubahan
Sistem Perkemihan
Saluran kencing kembali normal
dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada :
a. Keadaan/status
sebelum persalinan
b. Lamanya
partus kala 2 dilalui
c. Besarnya
tekanan keepala yang menekan pada saat persalinan.
5.
Perubahan
Tanda-Tanda Vital
a. Suhu
Badan
a)
Sekitar hari ke-4
setelah persalinan suhu ibu mungkin naik sedikit, antara 37,2 – 37,5 0C
kemungkinan disebabkan dari ikutan aktivitas payudara.
b)
Bila kenaikan mencapai
380C pada hari ke-2 sampai hari-hari berikutnya, harus diwaspadai
adanya infeksi atau sepsis nifas.
b. Denyut
Nadi
a)
Denyut nadi ibu akan
melambat sampai sekitar 60x/menit, yakni pada waktu selesai persalinan karena
ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini terjadi utamanya pada minggu pertama
post partum.
b)
Pada ibu yang nervous
nadinya bisa cepat, kira-kira 110x/menit. Bisa juga terjadi gejala shock karena
infeksi, khususnya bila disertai peningkatan suhu tubuh.
c. Tekanan
Darah
a)
Tekana darah <140/90
mmHg. Tekanan darah tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari
post partum.
b)
Bila tekanan darah
menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan post partum. Sebaliknya bila
tekanan darah tinggi, merupakan petunjuk kemungkinan adanya pre-eklampsi yang
bisa timbul pada masa nifas. Namun hal seperti itu jarang terjadi.
d. Respirasi
a)
Pada umumnya respirasi lambat
atau bahkan normal. Namun demikian, tidak lain karena ibu dalam keadaan
pemulihan atau dalam kondisi istirahat.
b)
Bila ada respirasi
cepat post partum (>30x/menit) mungkin karena adanya ikutan tanda-tanda
syok.
2.1.6
Adaptasi
Psikologis Ibu Masa Nifas
Proses adaptasi psikologis pada
seorang ibu sudah dimulai sejak dia hamil. Pada awal kehamilan ibu bradaptasi
menerima bayi yang dikandungnya sebagai bagian dari dirinya. Perubahan mood
seperti sering menangis, lekas marah dan sering sedih atau cepat berubah menjadi
senang merupakan manifestasi dari emosi yang labil.
Perubahan peran seorang ibu
memerlukan adaptasi yang harus dijalani. Tnggung jawab bertambah dengan
hadirnya bayi yang baru lahir. Dorongan serta perhatian anggota keluarga
lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah
melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut :
1.
Taking
In
Yaitu periode ketergantungan. Periode
ini berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada
fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ketidaknyamanan
fisik yang di alami ibu pada fase ini
seperti rasa mules, nyeri jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan sesuatu
yang tidak dapat dihindari.Hal tersebut membuat ibu perlu cukup istirahat untuk
mencegah gangguan psikologis yang mungkin terjadi.
2.
Taking
Hold
Yaitu periode yang berlangsung antara
3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
3.
Letting
Go
Yaitu periode menerima tanggung jawab
akan peran barunya. Fase ini berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu
sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu mengerti bahwa
bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
2.2
Pengertian Vitamin A
Vitamin
A adalah suatu vitamin yang berfungsi dalam sistem penglihatan, fungsi
pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi (Depkes RI,2007). Vitamin A perlu
diberikan dan penting bagi ibu selama masa nifas. Pemberian kapsul vitamin A
bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin A dalam ASI, sehingga
meningkatkan status vitamin A pada bayi yang disusuinya.
Vitamin
A atau retinol adalah salah satu vitamin yang larut dalam lemak, di dalam tubuh
disimpan di hati. Vitamin A berfungsi dalam proses pembentukan dan pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit
dan antibodi sehingga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Vitamin A juga
bermanfaat bagi kesehatan mata dan kulit, menjaga kesehatan mukosa saluran
pernafasan, berperan dalam proses perkembangan embrio dan reproduksi. Vitamin A
juga merupakan antioksidan kuat yang dapat menangkal radikal bebas berbahaya
bagi tubuh.
2.2.1 Manfaat Vitamin A
Vitamin
A yang disebut juga Retinol sangat banyak fungsinya, yaitu membantumata menyesuaikan disi terhadap perubahan cahaya
dari terang ke gelap, mencegah kekeringan selaput lendir mata yang disebut juga
xerosis konjungtiva, mencegah terjadinya kerusakan mata berlanjut yang menjadi
bercak bitot sampai kebutaan, menjaga kesehatan kulit dan selaput lendir
saluran pernafasan, saluran kemih dan saluran pencernaan,terhadap masuknya
bakteri dan virus, membantu pertumbuhan tulang dan sistem reproduksi, membantu
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan, pembelahan sel, diferensiasi
sel, meningkatkan sistem kekebalan tubuh
dan bersifat antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas penyebab
kerusakan sel dan jaringan.
Vitamin
A berperan penting dalam berbagai faali tubuh, diantaranya :
1.
Penglihatan
Vitamin
A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Di dalam mata retinol,
bentuk vitamin A yang di dapat dari darah, di oksidasinmenjadi retinal. Retinal
kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual merah-ungu (visual
purple) atau rodopsin. Bila cahaya mengenai retina, pigmen visual merah-ungu
ini berubah menjadi kuning dan retinal dipisahkan dari opsin. Pada saat itu,
terjadi rangsangan elektrokimia yang merambat sepanjang saraf mata ke otak yang
menyebabkan terjadinya suatu bayangan visual.
2.
Diferensiasi Sel
Diferensiasi
sel terjadi bila sel-sel tubuh engalami perubahan dalam sifat atau fungsi
semulanya.Diduga vitamin A dalam bentuk asam retinoat memegang peran aktif
dalam kegiatan inti sel, dengan demikian dalam pengaturan faktor penentu
keturunan/gen yang berpengaruh terhadap sintesis protein. Pada diferensiasi sel
terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi sel yang dapat dikaitkan dengang
perubahan perwujudan sel-sel tertentu. Sel-sel yang paling nyata mengalami
diferensiasi adalah sel-sel epitel khusus, terutama sel-sel goblet, yaitu sel
kelenjar yang mensintesis dan mengeluarkan mukus atau lendir. Peranan vitamin A
diduga berkaitan dengan dua hal :
a. Peranan
vitamin A dalam sintesis glikoprotein khusus yang terlibat dalam pembentukan
membran sel yang mengontrol diferensiasi sel.
b. Kompleks
vitamin A-CRBP masuk kedalam nukleus sehingga mempengaruhi DNA.
3. Fungsi
Kekebalan
Vitamin
A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh manusia dan hewan. Mekanisme
sebenarnya belum diketahui secara pasti. Retinol tampaknya berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B (leukosit berperan dalam proses
kekebalan humoral). Disamping itu, kekurangan vitamin A menurunkan respon
antibodi yang bergantung pada sel-T (limfosit yang berperan pada kekebalan selular).
Sebaliknya infeksi dapat memperburuk kekurangan vitamin A.
4. Pertumbuhan
dan Perkembangan
Vitamin
A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian terhadap pertumbuhan
sel. Vitamin A dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan sel epitel yang membentuk
email dalam pertumbuhan gigi.
5. Reproduksi
Dalam
pembentukan sel telur dan perkembangan dalam kandungan membutuhkan vitamin A
dalam bentuk retinol. Kebutuhan vitamin A selama hamil meningkat untuk
kebutuhan janin dan persiapan untuk menyusui.
6. Mencegah
Kanker
Vitamin
A mampu melawan kanker dengan menekan pertumbuhan DNA dalam sel-sel kanker
7. Penyembuhan
Luka
Vitamin
A dapat membantu menjaga kesehatan jaringan di dalam tubuh kita sehingga dapat
membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
A.
Manfaat
Vitamin A bagi Anak
Beberapa manfaat vitamin A bagi anak
seperti yang dikutip dari babycenter.com adalah :
1.
Menjaga kesehatan
indera penglihatan
2.
Membantu pertumbuhan
tulang
3.
Melindungi tubuh dari
infeksi
4.
Membantu pertumbuhan
sel dan jaringan tubuh terutama pada rambut, kuku, kulit.
2.
Manfaat
Vitamin A bagi Ibu Hamil
Bagi ibu hamil, vitamin A memiliki
banyak sekali manfaat. Diantara manfaat-manfaat vitamin A tersebut, manfaat
yang paling penting bagi pertumbuhan embrio, pengembangan jantung, paru-paru,
ginjal, mata, tulang, pernapasan dan sistem saraf pusat serta memperlancar
sistem peredaran darah pada bayi yang masih ada dalam kandungan.
3.
Manfaat
Vitamin A bagi Ibu Nifas
1. Meningkatkan
kandungan vitamin A dalam ASI
2. Bayi lebih kebal dan
jarang terkena penyakit infeksi
3. Kesehatan
ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan
2.2.2
Akibat
Kekurangan Vitamin A
Kekurangan
atau defisiensi vitamin A banyak terdapat di negara-negara berkembang termasuk
indonesia. Yang diantaranya yaitu :
1.
Buta Senja, salah satu
awal kekurangan vitamin A yaitu ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari
cahaya terang ke cahaya samar-samar/senja.
2.
Perubahan mata,
kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi
pengeringan pada selaput yang menutupi kornea.
3.
Infeksi, kekebalan
tubuh menurun pada kekurangan vitamin A, sehingga mudah terserang infeksi.
Kekurangan vitamin A pada anak-anak disamping itu dapat menyebabkan komplikasi
pada campak yang dapat menyebabkan kematian. Vitamin A juga disebut vitamin
anti-infeksi.
4.
Gangguan pertumbuhan,
kekurangan vitamin A menghambat pertumbuhan sel-sel, termasuk sel-sel tulang.
Fungsi sel-sel yang membentuk email gigi terganggu dan terhadi atrofi sel-sel
yang membentuk dentin, sehingga gigi mudah rusak.
5.
Perubahan kulit, kulit
menjadi kering dan kasar. Folikel rambut menjadi kasar, mengeras dan mengalami
keratinisasi. Asam retinoat sering di usapkan ke kulit untuk menghilangkan
kerutan kulit, jerawat, dan kelainan kulit lain.
6.
Perubahan lain yang
dapat terjadi adalah keratinisasi sel-sel rasa pada lidah yang menyebabkan
berkurangnya nafsu makan dan anemia.
2.2.3 Sumber dan Dosis Pemberian Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi
dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan
mata dan kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit
misalnya campak, diare dan penyakit infeksi lain). (DepKes RI, 2011).
Adapun
macam-macam sumber vitamin A antara lain :
1.
Sereal
Berasal dari jagung
kuning dan gandum
2.
Umbi-umbian
3.
Biji-bijian atau
kacang-kacangan
4.
Sayuran yang berwarna
hijau tua dan berwarna jingga (bayam, daun singkong,daun kelor, daun katuk,
daun beluntas,kecipir, labu kuning, tomat dan wortel)
5.
Buah-buahan yang
berwarna kuning dan jingga (pepaya, mangga masak, alpukat, jambu biji merah,
pisang)
6.
Hewani (daging ayam,
daging bebek, ginjal domba, hati ayam/sapi, ikan dan kuning telur)
7.
Hasil Olahan (susu,
mentega, keju, minyak ikan, minyak kelapa sawit, tepung ikan dan tepung susu)
Perlu diperhatikan, pemberian vitamin A
ini harus sesuai dengan dosis dan usia anak. WHO menetapkan kadar pemberian
vitamin A berdasarkan usia. Untuk bayi usia 0-6 bulan direkomendasikan 3x50.000
iu, bayi usia 6-11 bulan diberikan kapsul vitamin A berwarna biru, dosisnya
100.000 iu. Sedangkan anak usia 1-5 tahun diberikan kapsul berwarna merah
dengan dosis 200.000 iu. Pemberian vitamin A ini biasanya dilakukan melalui
puskesmas atau posyandu, setiap 6 bulan sekali.
Pada bulan-bulan pertama kehidupannya,
bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat alam ASI. Oleh sebab itu
sangatlah penting bahwa ASI mengandung cukup vitamin A. Vitamin A diberikan 2 x
200.000 SI atau 2 kapsul vitamin warna merah dalam kurun waktu 2 hari
berturut-turut pada masa nifas :
1.
Satu kapsul vitamin A
(200.000 SI) warna merah diminum segera setelah melahirkan.
2.
Satu kapsul vitamin A
(200.000 SI) kedua, diminum pada hari berikutnya minimal 24 jam sesudah kapsul
pertama. (DepKes RI, 2009)
Ibu nifas harus minum 2 kapsul vitamin
A, dikarenakan :
1.
Bayi lahir dengan
cadangan vitamin A rendah
2.
Kebutuhan bayi akan
vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan peningkatan daya tahan tubuh
3.
Pemberian 1 kapsul
vitamin A 200.000 iu warna merah pada ibu nifas hanya cukup untuk meningkatkan
kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari
4.
Pemberian 2 kapsul
vitamin A 200.000 iu warna merah diharapkan dapat menambah kandungan vitamin A
dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan.
Pemberian
kapsul vitamin A 200.000 iu sebanyak dua kali, pertama segera setelah
melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul vitamin A pertama
(Departemen Kesehatan RI 2009)
2.2.4
Suplementasi Vitamin A
Suplementasi vitamin A adalah program
pemberian kapsul vitamin A bagi anak usia 6-59 bulan dan ibu nifas yang
bertujuan selain untuk mencegah kebutaan juga untuk menanggulangi kekurangan
vitamin A.
Kapsul vitamin A yang digunakan dalam
kegiatan suplementasi vitamin A adalah kapsul vitamin A dosis tinggi, yaitu :
a.
Kapsul biru (mengandung
100.000 iu) diberikan kepada bayi usia 6-11 bulan sebanyak 1 kali pada bulan
Februari atau Agustus.
b.
Kapsul merah
(mengandung 200.000 iu) diberikan kepada anak balita usia 12-59 bulan setiap
bulan Februari atau Agustus, dan kepada ibu nifas (0-42 hari pasca bersalin)
sebanyak 2 kali.
Jika
setelah 24 jam ibu nifas belum memperoleh kapsul vitamin A, maka dapat
diberikan pada :
1)
Kunjungan nifas yang
pertama (KN 1) yaitu 6-48 jam setelah persalinan.
2)
Kunjungan nifas yang
kedua (KN 2) pada 3-7 hari setelah persalinan.
3)
Kunjungan nifas yang
ketiga (KN 3) pada 8-28 hari setelah persalinan.
Suplementasi vitamin A dapat
diperoleh di sarana pelayanan kesehatan seperti; Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu,
Poskesdes, Polindes, Posyandu, dokter, BPS, dukun bersalin terlatih.
1.
Suplementasi
Vitamin pada Ibu Hamil
Pemberian vitamin A pada ibu hamil disarankan
vitamin A dosis tinggi. Untuk mencegah kekurangan vitamin A pada ibu
hamildiberikan vitamin A dengan dosis tidak lebih dari 10.000iu perhari. Untuk
ibu hamil dengan kelainan tertentu seperti rabun senja, agar tidak menurun pada
janinnya, maka pemberian vitamin A pada ibu hamil dengan dosis 10.000iu setiap
hari selama 2 minggu secara oral. Perlu pertimbangan lebih lanjut untuk
pemberian vitamin A pada ibu hamil ini karena kondisi dan gejala khusus bisa
berbeda-beda.
2.
Suplementasi
Vitamin A pada Ibu Nifas
Setelah persalinan ibu memasuki masa
nifas. Tentu kondisi ini yang kekurangan banyak darah akan memicu kekurangan
vitamin A dalam tubuh. Sehingga pemberian vitamin A dosis tinggi ini perlu
dilakukan. Dengan dosis tinggi maka akan menurunkan angka kematian pada ibu dan
bayi, berkurangnya penyakit infeksi, mencegah kelainan dan dimana penglihatan
menurun. Untuk pemberian vitamin A pada ibu nifas yaitu 2 kali 200.000 iu
dengan rentan waktu segera setelah melahirkan dan 24 jam setelah kapsul pertama
diberikan. Pemberian ini bisa terus berlangsung jika pada waktu sampai 42 hari
dirasa masih butuh asupan vitamin A.
3.
Suplementasi
Vitamin A pada Bayi 0-6 Bulan
Karena masih dalam masa selesai
persalinan, maka bayi pada usia ini juga harus diberi suplemen vitamin A yaitu
25.000 iu sebanyak 4 kali dalam 6 bulan. Namun survey yang banyak dilakukan
ternyata pemberian vitamin A dosis tinggi sebanyak 50.000 iu dalam sekali saja
pada bayi usia 0-6 bulan juga tidak masalah. Karena tidak banyak kasus yang
menunjukkan efek samping akibat dosis tinggi vitamin A ini.
4.
Suplementasi
Vitamin A pada Bayi Usia 6-11 Bulan
Pemberian vitamin A pada bayi usia 6-11
bulan berbeda dengan pemberian vitamin A pada bayi usia 0-6 bulan, perbedaan
logis yang paling mendasar tentu karena organ hati, sebagai penyimpanan
cadangan vitamin A telah berkembang dari sebelumnya. Untuk dosis bayi usia 11
bulan sudah bisa diberikan dosis tinggi
vitamin A 200.000iu. tidak perlu dikhawatirkan untuk gejala awal saat pemberian dosis tinggi
ini, seperti pusing dan mual akan hilang saat keesokkan harinya pemberian
vitamin A dihentikan.
5.
Suplementasi
Vitamin A pada Anak Balita 12-59 Bulan
Pemberian vitamin A pada anak balita
usia 12-59 bulan ini jangan lebih dari 300.000 iu dalam dosis tunggal. Bahkan
tidak boleh setiap hari secara rutin 25.000 iu selama 3 bulan. Sehingga anda
bisa mengira-ngira sendiri dosis yang tepat untuk anak usia lebih dari 1 tahun
dalam pemberian dosis vitamin A ini (200.000iu).
6.
Suplementasi
Vitamin A pada Situasi Khusus
Kapsul vitamin A juga diberikan pada
situasi khusus yaitu :
a. Kejadian
Luar Biasa (KLB), diberikan kepada semua anak balita di daerah KLB campak dan
infeksi lainnya, dengan catatan balita di daerah KLB tidak diberikan kapsul
vitamin A dalam waktu kurang dari 30 hari.
b. Bila
ditemukan kasus Xerophtalmia, campak, diare, ISPA dan gisi buruk, maka kapsul
vitamin A diberikan pada :
a) Saat
ditemukan kasus tersebut, diberikan 1 kapsul warna merah atau biru (sesuai umur
anak)
b) Satu
hari berikutnya diberikan lagi 1 kapsul warna merah atau biru (sesuai umur
anak)
c) Dua
minggu berikutnya diberikan lagi 1 kapsul warna merah atau biru (sesuai umur
anak)
c. Kejadian
bencana alam, diberikan 1 kapsul vitamin A kepada seluruh anak balita (6-59
bulan) di daerah bencana alam/pengungsian dengan dosis sesuai umur anak.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
Jenis laporan ini adalah studi kasus.
Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan meneliti suatu permasalahan
melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal ( Notoadmojo,2005).
Metode yang digunakan dalam studi kasus
ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang keadaan secara obyektif
(Notoadmodjo,2002).
3.1.1 Desain/ Rancangan Study Kasus
Pada bagian ini peneliti menjelaskan
bahwa, strategi atau pendekatan penelitian yang dipakai adalah dengan
menggunakan desain studi kasus deskriptif eksploratif.
3.1.2 Subjek Penelitian/Partisipan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
subyek penelitian 2
orang, dengan kriteria sampel :
1.
Ibu nifas
primipara/multipara
2.
Ibu nifas dengan
persalinan normal atau operasi (SC)
3.1.3 Fokus Studi dan Definisi Operasional
Fokus studi
dalam usulan studi kasus ini adalah pengetahuan pemberian vitamin A pada ibu
nifas.
Definisi operasional dalam usulan
penelitian ini adalah tentang vitamin A, yaitu suatu vitamin yang berfungsi
dalam sistem penglihatan, fungsi pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi.
3.1.4 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPM Ny. “H”
Desa Rejoso Kidul, Pasuruan. Waktu penelitian untuk pengambilan data dilakukan
pada bulan April sampai dengan
Juni 2016.
3.1.5 Instrumen
Penelitian
Pengumpulan data dengan menggunakan
wawancara tak terstruktur yang dilakukan
secara langsung pada ibu nifas di BPM
Ny. “H” Desa Rejoso Kidul.
3.1.6 Prosedur
Pengumpulan Data
Dalam hal ini, peneliti menggunakan
metode wawancara mendalam, peneliti juga menyusun pedoman wawancara yang akan
dilakukan pada responden.
3.1.7 Analisis Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif
untuk mengetahui gambaran pemberian vitamin A pada ibu nifas dengan cara melakukan
wawancara mendalam pada responden.
3.2 Masalah
Etik (Ethical Clearance)
Dalam melakukan penelitian, peneliti
terlebih dahulu mendapat surat pengantar dari institusi pendidikan untuk
diserahkan kepada bidan desa Rejoso Kidul Kabupaten Pasuruan, setelah
mendapatkan persetujuan peneliti mulai melakukan penelitian dengan menekankan
pada masalah etika yang meliputi :
3.2.1
Inform Consent (Surat Persetujuan)
Sebelum melakukan penelitian, responden
di beri inform concent ( surat perjanjian ) sebagai jaminan bahwa responden
telah bersedia dan setuju untuk dilakukan pemeriksaan.
3.2.2
Anonimity
( Tanpa Nama )
Untuk menjaga kerahasiaan subyek,
peneliti tidak mencantumkan nama subyek dalam lembar angket
3.2.3
Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diberikan
oleh subyek dijamin oleh peneliti, dan tidak akan disampaikan ke pihak yang
tidak terkait dalam penelitian.
3.3 Keterbatasan
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini,
peneliti memiliki batasan-batasan dalam hal pengambilan sampel, jumlah sampel
yang diteliti, instrument pengumpulan data, dan keterbatasan waktu untuk
melakukan penelitian.
3.3.1
Waktu
Menurut peneliti, waktu yang
dibutuhkan untuk mengerjakan penelitian tersebut masih kurang. Dan masih perlu
banyak waktu untuk memperbaikinya.
3.3.2
Responden
Responden tidak mengerti
atau memahami tentang penelitian, atau tidak mengerti saat pengisian kuesioner.
3.3.3
Batasan Penelitian
Batasan penelitian hanya
seputar pengetahuan pemberian vitamin A pada ibu nifas.
BAB 4
HASIL STUDI DAN
PEMBAHASAN
Hasil studi kasus tentang Gambaran Pengetahuan
Ibu Nifas tentang Pemberian Vitamin A pada Masa Nifas
di BPM Ny. “H” Desa Rejoso Kidul Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan pada bulan
April sampai dengan Juni 2016 dengan responden sebanyak 2 orang dan bersedia
menjadi responden.
4.1
Hasil Studi Kasus
4.1.1 Gambaran
Umum Lokasi Studi Kasus
Studi
kasus ini dilaksanakan di BPM Ny. “H” RT.02
RW.06 Desa Rejoso Kidul Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan. Luas BPM yaitu 8 X
8 M, yang terletak diantara rumah penduduk, sebelah Timur berbatasan dengan
rumah warga, sebelah Barat berhadapan dengan Masjid, sebelah Utara berdekatan
dengan Toko, sebelah Selatan berdekatan dengan TPQ Al-IKhlash. BPM Ny. H memiliki
fasilitas antara lain ruang tunggu, ruang periksa, ruang nifas / ruang
besalin dan kamar mandi pasien. Adapun
pelayanan yang diberikan yakni imunisasi, pemeriksaan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, pelayanan KB, kesehatan reproduksi serta tumbuh kembang anak. Dan
mempunyai 1 asisten (pekarya). Desa Rejoso Kidul dibatasi oleh beberapa Desa
antara lain :
Utara
: Desa Kedungbako
Timur
: Desa Kawisrejo
Barat
: Desa Manikrejo
Selatan
: Desa Sadengrejo
4.1.2 Gambaran
Umum Subjek Studi Kasus
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
pada 2 responden maka
didapatkan data subjektif, antara lain :
1)
Ny. B usia 28
tahun, bertempat tinggal di Dusun Karanganyar, pendidikan terakhir SD, beragama
islam, suku jawa, bangsa Indonesia. Ibu mengatakan telah melahirkan anak kedua
pada tanggal 15 juni 2016 jam 23.00 WIB di BPM. Bayi lahir secara normal tanpa
ada penyulit yang berjenis kelamin perempuan dengan BB : 3100 gram, PB : 50 cm,
LK : 34 cm, LD : 35 cm. Ibu mengatakan kesehariannya bekerja dirumah seperti
ibu rumah tangga biasa yaitu memasak, mencuci, membersihkan rumah serta
melayani suami dan merawat anaknya. Ibu mengatakan suaminya bekerja sebagai
buruh mebel dengan penghasilan ± Rp. 1.200.000 perbulan.
2)
Ny. M usia 22
tahun, bertempat tinggal di Dusun Karanganyar, pendidikan terakhir SD, beragama
islam, suku jawa, bangsa Indonesia. Ibu mengatakan telah melahirkan anak kedua
pada tanggal 19 juni 2016 jam 10.15 WIB di BPM. Bayi lahir secara normal tanpa
ada cacat bawaan, yang berjenis kelamin perempuan dengan BB : 3500 gram, PB :
50 cm, LK : 35 cm, LD : 36 cm. Ibu mengatakan setiap harinya bekerja sebagai
petani, dan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu, mencuci
dan merawat anak-anaknya. Ibu mengatakan, suaminya bekerja sebagai pegawai
kontraktor di luar pulau dengan penghasilan ± Rp. 1.800.000.
4.2
Pembahasan
Berdasarkan
hasil wawancara secara mendalam yang dilakukan kepada 2 responden, diketahui
bahwa responden menyatakan tidak mengetahui tentang pemberian vitamin A, tidak
mengetahui secara pasti kegunaan vitamin A pada ibu nifas, karena kurangnya
informasi dan komunikasi ibu dengan tenaga kesehatan ataupun kader yang ada.
Dibuktikan dengan hasil wawancara sebagai berikut :
Responden pertama, Ny. B
PENELITI
|
RESPONDEN
|
“Apakah ibu mendapatkan vitamin A setelah melahirkan?”
|
“Iya, saya mendapat vitamin A”
|
“Berapa jumlah kapsul vitamin A yang diberikan oleh petugas kesehatan
(dokter, bidan/perawat)?”
|
“2 kapsul yang diberikan oleh bidan”
|
“Berapa dosis vitamin A yang diberikan pada ibu nifas?”
|
“Saya tidak mengetahui dosis vitamin A yang diberikan”
|
“Apakah ibu meminum vitamin A yang telah diberikan?”
|
“Iya, saya meminum vitamin A yang telah diberikan”
|
“Apa yang ibu ketahui tetang vitamin A?”
|
“obat untuk ibu nifas”
|
“Apa manfaat vitamin A bagi ibu nifas?”
|
“obat untuk ibu setelah melahirkan”
|
“Gejala apa yang mungkin terjadi bila kekurangan vitamin A?”
|
“Mencegah sakit mata/rabun”
|
“Apa saja sumber makanan yang mengandung vitamin A?”
|
“Wortel, pisang, bayam”
|
“Menurut ibu, apakah pemberian vitamin A itu penting setelah
persalinan?”
|
“iya, penting karena setelah dijelaskan maka saya mengerti manfaat
vitamin A”
|
Responden 2, Ny. M
PENELITI
|
RESPONDEN
|
“Apakah ibu mendapatkan vitamin A setelah melahirkan?”
|
“Iya, saya mendapat vitamin A”
|
“Berapa jumlah kapsul vitamin A yang diberikan oleh petugas kesehatan
(dokter, bidan/perawat)?”
|
“2 kapsul yang diberikan oleh bidan”
|
“Berapa dosis vitamin A yang diberikan pada ibu nifas?”
|
“Saya tidak mengetahui dosis vitamin A yang diberikan”
|
“Apakah ibu meminum vitamin A yang telah diberikan?”
|
“Iya, saya meminum vitamin A yang telah diberikan”
|
“Apa yang ibu ketahui tentang vitamin A?”
|
“untuk mencegah sakit mata”
|
“Apa manfaat vitamin A bagi ibu nifas?”
|
“untuk memperbaiki kesehatan ibu”
|
“Gejala apa yang mungkin terjadi bila kekurangan vitamin A?”
|
“Akan mudah sakit”
|
“Apa saja sumber makanan yang mengandung vitamin A?”
|
“Wortel”
|
“Menurut ibu, apakah pemberian vitamin A itu penting setelah
persalinan?”
|
“iya, penting karena setelah dijelaskan saya mengerti manfaat vitamin
A”
|
Vitamin
A adalah suatu vitamin yang berfungsi dalam sistem penglihatan, fungsi
pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi (Depkes RI,2007). Vitamin A perlu
diberikan dan penting bagi ibu selama masa nifas. Pemberian kapsul vitamin A
bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin A dalam ASI, sehingga
meningkatkan status vitamin A pada bayi yang disusuinya.
Vitamin
A atau retinol adalah salah satu vitamin yang larut dalam lemak, di dalam tubuh
disimpan di hati. Vitamin A berfungsi dalam proses pembentukan dan pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit
dan antibodi sehingga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Vitamin A juga
bermanfaat bagi kesehatan mata dan kulit, menjaga kesehatan mukosa saluran
pernafasan, berperan dalam proses perkembangan embrio dan reproduksi. Vitamin A
juga merupakan antioksidan kuat yang dapat menangkal radikal bebas berbahaya
bagi tubuh.
Informasi juga sangat mempengaruhi pengetahuan
seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika
mendapatkan informasi yang lebih baik dari berbagai media misalnya TV atau
surat kabar, maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
Hubungan sosial pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.
Seseorang yang dapat berinteraksi secara kontinyu agar dapat lebih biasa
mendapatkan informasi dan faktor hubungan
sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk
menerima pesan menurut model komunikasi media (Hendra A.W, 2008)
Disamping itu, pengalaman juga dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengatahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh
dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu (Cahyonoputra, 2009)
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang
dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin mudah pula mereka
menerima informasi. Jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah maka
menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi.
(Mubarak, 2012)
Usia sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Usia
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker seseorang. Seseorang semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Dari segi kepercayaan
masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari yang belum
cukup tinggi kedewasaannya, hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan
kematangan jiwa. (Cahyonoputra, 2009)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 2
responden, diketahui bahwa kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian vitamin
A pada ibu nifas yaitu karena kurangnya informasi dan komunikasi ibu tentang
kegunaan dan kapan baiknya vitamin A diberikan bagi ibu nifas sehingga membuat
ibu lupa atau bahkan tidak tahu pentingnya pemberian vitamin A bagi ibu nifas.
BAB 5
SIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan pada 2 responden tentang pengetahuan pemberian
vitamin A pada ibu nifas di BPM Ny. “H” Desa Rejoso Kidul Kecamatan Rejoso
Kabupaten Pasuruan dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian
vitamin A pada ibu nifas masih kurang, karena kurangnya informasi dan
komunikasi ibu.
5.2 Saran
5.2.1 Teoritis
1.
Bagi Peneliti
Diharapkan
peneliti dapat melanjutkan atau menyempurnakan penelitian ini dengan menambah
wawasan ilmu pengetahuan kesehatan khususnya ilmu kebidanan tentang pemberian
vitamin A pada ibu nifas.
2. Bagi
Institusi Pendidikan
Dapat memberikan
sarana untuk mengembangkan pengetahuan dan selalu berupaya secara terus menerus
untuk memberikan informasi tentang perkembangan kesehatan sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan mahasiswa melalui media baca tentang asuhan kebidanan
tentang pemberian vitamin A pada ibu nifas.
5.2.2 Praktis
1.
Bagi Profesi Kebidanan
Lebih meningkatkan
program kesehatan, khususnya dalam memberikan informasi atau penyuluhan tentang
pemberian vitamin A pada ibu nifas.
2.
Bagi Responden
Meningkatkan
pengetahuan tentang pemberian vitamin A pada ibu nifas sehingga ibu dapat
mengetahui kapan baiknya vitamin A diberikan dan mengetahui kegunaan vitamin A
bagi ibu setelah melahirkan.
3.
Bagi Lahan Praktik
Lebih
meningkatkan program kesehatan, khususnya kepada ibu untuk memberikan informasi
atau penyuluhan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ibu post natal
seperti memberikan vitamin A sesuai prosedur dan menjelaskan kegunaan vitamin A
bagi ibu nifas sendiri.
TERIMA KASIH... SEMOGA BERMANFAAT ☺☺☺